Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cijo; Gerbang Berbagi Informasi

Semua orang bisa mengambil peran dalam arus informasi di dunia maya. Apakah kita hanya akan menjadi penonton?



Kompasiana.com merupakan web yang tidak terdengar asing di telinga kita. Web ini sering menjadi rujukan ketika kita sedang mencari informasi. Tak jauh berbeda nasibnya dengan kompasiana.com, kompas.com  pun menawarkan berbagai informasi yang kita perlukan.

Eits, jangan salah walaupun sama-sama gudang informasi, keduanya memilki  perbedaan tipis, yakni penulisan beritanya. Kompasiana.com berisi informasi atau berita yang ditulis oleh masyarakat biasa. Sedangkan dalam kompas.com ditulis oleh wartawan profesional tentunya dengan editan ketat lembaga penerbitan kompas. Berbeda dengan kompasiana, siapa saja bisa menulis berita atau opini tanpa harus terikat oleh suatu lembaga.

Adanya kompasiana.com merupakan cerminan bahwa kini masyarakat dapat berperan aktif dalam menyampaikan sebuah informasi. Keterlibatan masyarakat dalam berbagi informasi itulah yang melahirkan citizen journalism, yang sering di sebut CiJo.

CiJo menurut Shayne Bowman dan Chris Willis, para pengamat media, adalah tindakan warganegara memainkan peran aktif dalam proses pengumpulan, pelaporan, analisis, dan menyebarkan berita dan informasi. Cijo menjamin masyarakat umum untuk memiliki otoritas penuh dalam mengumpulkan, mengolah, dan mempublikasikan sebuah informasi.

“Dalam citizen journalism semua orang bisa menulis tanpa melihat apakah ia wartawan atau bukan” Ucap Edi Santoso M.Si. Dengan berkembangnya internet dan CiJo maka bukan hanya wartawan saja yang dapat menulis berita tetapi masyarakat pun dapat menulis.  Masyarakat bebas menulis apa saja bahkan yang selama ini tidak tersentuh oleh media umum. Keluh kesah, opini atau kritikan bagi pemerintah dapat langsung tersalurkan tanpa perantara.

Cijo memang menawarkan kebebasan untuk menulis dan berbagi informasi kepada khalayak luas. Mulai dari bahasa, sampai arah tulisan menjadi kebebasan si penulis. Tetapi tetap saja, tulisan yang dihasilkan harus menaati etika dan nilai kebenaran agar bisa dipertanggungjawabkan.

CiJo tak hanya berkembang di dunia maya, hal ini diungkapkan oleh Amhad Tsar Blenzinsky lewat tulisannya yang dimuat di kompasiana.com. Tulisan yang berjudul “Mencoba Memahami Citizen Journalism” mencontohkan adanya CiJo di Radio Elshinta Jakarta. Radio Elshinta memiliki program talkshow yang mengajak para pendengar untuk aktif berpartisipasi. Pendengar dapat menelepon untuk menyampaikan berita yang ada disekitarnya maupun pendapatnya.

Tetapi tetap saja yang paling populer adalah CiJo dari internet. Dengan media internet tiap penjuru bumi dapat membacanya tanpa terbentur jarak. “Saya lebih tertarik kepada internet karena lebih praktis, simple dan tidak ribet.” ujar Dinda Bagjana, mahasiswa fakultas hukum Unsoed.

Ditambah lagi menurut internetworldstats.com jumlah pengguna internet di dunia mencapat 1.574.313.184 pada tahun 2008. Sedangkan untuk indonesia mencapai 25.000.000 naik dari tahun 2000 yang hanya 2.000.000 dan menduduki posisi ke lima di asia setelah Cina, Jepang, India dan Korea selatan. Dengan jumlah yang seperti itu menjadi pesona sendiri bagi orang untuk saling bertukar dan menambah informasi lewat internet.

Sekarang memang banyak yang mencari informasi lewat internet salah satunya adalah Sukma Nurwibawa mahasiswa jurusan akutansi FE Unsoed. “Saya sering ngenet untuk mencari bahan buat tugas yang tidak ada di perpustakaan atau untuk menambah informasi”.

Informasi menarik yang beredar di internet menjadi sebuah magnet yang menarik orang untuk membaca. Seperti yang diutarakan oleh Santi Indara Astuti dalam tulisannya “Citizen Journalism Sebuah Fenomena”, menyatakan bahwa CiJo terkadang mengangkat isu-isu kecil yang menarik tapi tidak diangkat oleh media umum. Hal seperti itulah yang menjadi daya tarik dari Cijo kini.

Tengok saja kaskus.us yang booming di kalangan pecandu internet. Kaskus menyediakan informasi unik dan luput dari media massa. “Saya sering buka kaskus.us bila ngenet karena informasi yang disajikan unik dan menarik gan” ujar Iyan Deriyana mahasiswa jurusan administrasi negara 2007 Fisip Unsoed.

CiJo memang memberikan sebuah perubahan baru bagi kebebasan berpendapat dalam bentuk tulisan. Seperti yang diutarakan oleh Wimar Witoelar  dalam seminar bertema “Citizen Journalism, The Real Future of News and Information?” di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. “Saat ini adalah era demokratisasi total karena banyak sumber berita baru yang datang dari citizen journalism”, ujar mantan juru bicara presiden Indonesia ini.

Tidak ada salahnya CiJo di internet ini dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh kita. Seperti yang diungkapkan Wildanshah, seorang mahasiswa yang gemar berbagi lewat tulisannya di facebook. “Di internet kita dapat bertukar pikiran, tempat untuk kreatifitas. Disayangkan jika internet apalagi Facebook di manfaatkan untuk berlebay ria padahal banyak fenomena yang ada di sekitar kita”.

Internet jangan hanya untuk hiburan semata tapi juga untuk tempat berbagi. Misalnya tempat untuk mendiskusikan bahan kuliah, menyalurkan pendapat, dan mencari perspektif baru. Media sudah ada, tinggal kita meluangkan sedikit waktu untuk berbagi lewat tulisan. Saatnya kita membagi, bukan hanya dibagi!

Posting Komentar untuk "Cijo; Gerbang Berbagi Informasi"