Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menyentil Norma Keseharian Melalui Pentas Teater


Purwokerto – Cahunsoed.com, Selasa (13/5), Melalui Pentas berjudul ‘Nyonya-Nyonya’ adaptasi Naskah Wisran Hadi. Teater Margin mencoba menyentil norma kehidupan yang melenceng hari ini. Menurut penuturan sutradara pementasan, Brilliant Soehartomo, norma budaya, ada dalam kehidupan sehari-hari banyak yang luntur dan tidak diindahkan. “Kita hari ini seolah lupa, belum lagi ada pengaruh budaya luar,” kata Brilian.

Dalam pentas tersebut, digambarkan seorang perempuan bernama Hayati, istri seorang Kaya, terbelit konflik. Konflik dimulai dari di jualnya tanah adat leluhur yang dimiliki keluarga suaminya. Hal ini membawa hayati pada masalah keluarganya ketika si suami mengalami sakit. Ia sebagai nyonya rumah yang ditinggal suaminya berseteru dengan keponakan sang suami.

Hayati yang diperankan oleh Yessy Rizky Utami, juga sempat terjebak oleh rayuan Tonang, seorang pedagang barang antik yang membuatnya melanggar norma adat. Dalam adegan terakhir, Tonang memaksa masuk kedalam kamar Hayati tanpa permisi. Sehingga Hayati dituding melakukan perselingkuhan.

“Setiap tindakan pasti ada dampak yang mengikutinya, ini disimbolkan dalam dialog melalui kata yaitu ‘ekor’ yang diulang-ulang,“ kata Brilian, menegaskan pesan yang ingin disampaikan.


Pentas tersebut berlangsung selama dua jam lamanya di Gedung Soemardjito Unsoed. Beberapa penonton mengapresiasi pementasan ini. Salah satunya, Akbar Tri Haryadi, mahasiswa Agroteknologi 2013. Namun, menurutnya isu yang dibawakan terlalu banyak sehingga isu besar yang dibawa tidak sampai di penonton. “Isu yang diangkat terlalu banyak sehingga tidak fokus dengan isu besar yang dibawa,” kata Akbar. (IJL)

Posting Komentar untuk "Menyentil Norma Keseharian Melalui Pentas Teater"