Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Membaca: Melatih Rasa


 Oleh: Lintang Ayu Saputri
Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara 2015

Dalam sejarah umat manusia, tak ada peradaban yang terbangun tanpa membaca. Ya, membaca apa saja. Membaca tanda-tanda alam, jadilah pranata mangsa yang berguna untuk menentukan waktu panen pada masyarakat Jawa. Membaca kehidupan sosial, akhirnya lahirlah banyak ide-ide dan teori sosial yang dipakai untuk membangun masyarakat yang lebih baik. Bagiku, membaca adalah melatih rasa, melatih kepekaan kita. Bagaimana kita memaknai kehidupan?

Di zaman yang hampir semuanya serba instan, sebenarnya mudah bagi kita mencari berbagai macam informasi. Kita tidak perlu lagi mencari ilmu sampai ke Negeri China yang jaraknya bermil-mil jauhnya, untuk mendapatkan pengetahuan tentang “Bagaimana cara makan Panda?”. Hanya dengan satu “klik” saja kita dapat mengetahui apa yang ingin kita ketahui. Kita yang semakin berada di zona nyaman karena kemudahan memperoleh informasi. Terkadang terlalu cepat puas dengan satu jawaban, bahkan satu sumber. Aku tahu, ya sudah cukup tau saja. Lalu, bagaimana kita bisa berkembang?

Roda zaman selalu berputar, aku rasa makna membacapun semakin memudar. Sebuah fakta menunjukkan per Januari 2018, masyarakat Indonesia hanya menggunakan tiga persen memanfaatkan smartphonennya untuk membaca buku ataupun majalah digital. Sedangkan, 44 persen mereka gunakan untuk mengambil foto dan video. Berdasarkan studi dari Central Connecticut State University pada 2016 lalu, terkait “Most Literate Nations in the World” Indonesia menempati posisi ke 60 dari total keseluruhan 61 negara. Sementara, presentase minat baca masyarakat Indonesia berdasar studi dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menunjukkan hanya sebesar  0,01 persen atau 1 berbanding 10.000.

Orang-orang dipaksa untuk rajin membaca, “Ayo, rajin membaca!”, untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia, namun tanpa menyadari, “mengapa sih kita harus membaca?”. Jujur saja, ketika mengerjakan tugas dosen yang memerlukan pemahaman komprehensif, tidak jarang mahasiswa, termasuk aku, hanya mengutip dari kutipan buku yang ada di internet. “Oh, ayolah... kalau ada yang mudah, kenapa harus dibuat susah?”. Apalagi ketika dikejar deadline tugas, kita membutuhkan berbagai macam cara untuk bisa menyelesaikannya dengan cepat. Namun konsekuensinya, kita akan kehilangan makna. Apakah kita memahami apa yang kita kutip tadi? kita hanya membaca penggalan-penggalan kata, tanpa membaca secara menyeluruh apa yang dimaksudkan oleh si penulis. Alhasil, tujuan dari pembelajaran yang seharusnya dapat meningkatkan pengetahuan manusia tidak dapat dicapai secara maksimal. Ini adalah sebuah tamparan keras bagi kita. Mungkin memang sebaiknya, kita lebih banyak membaca, tidak hanya ketika ada tugas saja.

Aku yakin, banyak dari teman-teman yang sudah sadar akan pentingnya membaca. “Iya, aku tahu membaca itu penting, biar pinter kan”. “Akutuh sebenernya pengen baca, tapi akutuh males.” “Aku sibuk banget deh, mana sempet baca, udah capek duluan”, Akutuh... Akutuh... dan aku-aku lainnya yang menjadi alasan kita untuk tidak membaca. Oke fine, mungkin kita cukup beruntung karena sudah tahu pentingnya membaca, tapi apa kita tetep mau gini-gini aja?. Cukup dengan tahu, tanpa aksi nyata?. Masih tetep nggak memanfaatkan keadaan yang semakin memudahkan kita untuk membaca.

Aku menyadari, kita akan membaca ketika kita membutuhkannya dan merasa tertarik dengan bacaan itu. Kalau misalnya kita tahu membaca itu penting, tapi kita tidak merasa butuh ataupun tertarik, maka berbagai alasan pasti akan datang sebagai dasar kita menjadi tidak membaca. Lalu bagaimana agar kita merasa butuh membaca?  Semakin banyak kita membaca, semakin banyak kita tahu, maka semakin banyak pula yang kita tidak tahu. Begitulah hukum alam dalam mencari ilmu pengetahuan. Tips pertama adalah baca dulu, agar ketagihan. Mungkin bisa dimulai dari tujuan yang kecil nan mulia, misalnya biar bisa menjelaskan pada pujaan hati mengenai suatu hal, atau agar paham dan memperbaiki hidup yang berantakan. Mulailah membaca apapun, mulai dari novel, komik, kitab suci, iklan, pertanian, peternakan, design, teknologi, otomotif, dan banyak lagi bacaan-bacaan lainnya yang ingin diketahui. Awali dari sesuatu yang membuat kamu tertarik, dan cobalah mulai membaca, memaknai setiap katanya, berpikir kritis dan kreatif. Terkadang setelah kita membaca sesuatu, kita menemukan ide baru loh. Yuk mulai cinta membaca.

Posting Komentar untuk "Membaca: Melatih Rasa"