Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

FOTO: Masjid Saka Tunggal

Berada jauh dari pusat kota, Masjid Baitussalam manjadi daya tarik sendiri sebagai warisan sejarah di Kabupaten Banyumas. Bangunannya tak cukup mencolok, berada beberapa meter dari gardu loket masuk area masjid. Sebelum masuk ke area masjid, pengunjung ditarik Rp 3000 dan kendaraan bermotor Rp 1000, ditambah Rp 10.000 untuk beberapa bungkus kacang jika ingin memberi makan kera.



Masjid Baitussalam lebih dikenal dengan sebutan Masjid Saka Tunggal. Jika dilihat sekilas dari luar, masjid ini memang tak terlihat berbeda dengan masjid pada umumnya, malah terlihat begitu sederhana dengan luas hanya 12x18 meter persegi.



Istimewanya, Masjid Saka Tunggal ini adalah salah satu masjid tertua yang berdiri di Indonesia. Dibangun pada tahun 1288, masjid ini tentu saja sudah ada sebelum Majapahit ataupun Wali Songo. Disebut Saka Tunggal, masjid ini khas dengan satu tiang (saka tunggal) yang berda di tengah bangunan, menyangga keseluruhan bangunan. Tiang tersebut pernah terbelah menjadi dua, sehingga harus disangga dengan lingkaran besi yang mengelilingi.


Di area masjid bisa ditemui beberapa rumah bangunan kuno yang masih dijaga oleh masyarakat. Selain itu, tak jauh dari masjid ada makam Mbah Mustolih, tokoh syiar Islam pertama di Desa Cikakak sekaligus pendiri Masjid Saka Tunggal.



Selain itu, di sekitar Masjid Saka Tunggal juga banyak ditemui kera berkeliaran. Kera-kera ini dijadikan hiburan dengan memberikan makanan seperti kacang, jagung atau buah-buahan.



Kera-kera di sekitar Masjid Saka Tunggal takut dengan ban karena menurut salah satu warga, kera-kera ini pernah ditabrak oleh sepeda motor. Untuk mencegah kera agar tidak masuk dan mencuri makanan di dalam rumah, biasanya bagian depan rumah dipasang ban. Selain itu kendaraan bermotor yang di parkir di area Masjid Saka Tunggal juga dikalungi ban untuk menghindari kera agar tidak mendekat.

Foto oleh  : Candra Darmawan
Teks oleh : Fita Nofiana

Posting Komentar untuk "FOTO: Masjid Saka Tunggal"