Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

REVIEW: Psycho-Pass; Bayangan tentang Dunia Tanpa Kejahatan

“Hukum tidak melindungi masyarakat. Masyarakatlah yang melindungi hukum.”
Tsunemori Akane

Pic Source: http://wiki.godvillegame.com/Psycho-Pass
            Bagaimana orang-orang yang hidup di dunia tanpa kejahatan? Pertanyaan tersebut adalah inti cerita dari anime Psycho-Pass. Anime ini menceritakan suatu masa, dimana teknologi sudah mampu membaca kejiwaan, mental, serta kepribadian manusia. Jenjang karir, pakaian, kriminalitas ditentukan melalui perangkat –semacam gelang- yang dinamakan Psycho-Pass.

Sybil System, sistem yang mengontrol Psycho-Pass barangkali adalah wujud sistem birokrasi ideal. Seperti yang dikatan oleh Max Weber, “Birokrat sempurna adalah mereka yang melakukan pekerjaan tanpa kemarahan dan kebaikan, tanpa kebencian atau gairah, tanpa cinta ataupun kesenangan pribadi.” Ia adalah sang hakim, yang menentukan segalanya, didasarkan pada “koefisiensi Kejahatan,” yang naik turun setiap saat.

Plot cerita berfokus pada Akane Tsunemori, anggota Unit Satu dari Divisi Investigasi Kriminal Keselamatan Biro Umum. Tugasnya satu; memburu orang-orang yang mempunyai “Koefisien Kejahatan” tinggi, untuk direhabilitasi atau dimusnahkan. Menggunakan magnum-esque “dominator”, perangkat untuk mengadili kejahatan. Bersama timnya, yang terdiri dari orang-orang dengan koefisien tinggi, tanpa bisa dipulihkan Akane menjaga ketertiban masyarakat.

Di tengah-tengah ‘kedamaian’ muncul Shogo Makishima, sosok yang tidak dapat diukur oleh Psycho-Pass. Ia menolak klaim ‘kedamaian’ yang dipaksakan kepada masyarakat. Selain itu, kontrol atas kemauan manusia oleh Sybil System, dianggap melemahkan kemanusian itu sendiri. Cerita berkembang seiring beragam gugatan atas keadaan sosial masyarakat hari itu.

            Pada akhirnya, penontonlah yang menentukan siapa yang 'baik' dan 'jahat'. Apakah seorang kriminal seperti Makishima, ataukah pihak Keselamatan Biro Umum yang bergantung pada kebijaksanaan Sybil System. Dalam anime ini, penonton akan menanyakan kembali makna hal-hal biasa yang dianggap sepele, seperti aktualisasi manusia, kejahatan, kebebasan, control dan sebagainya. Beberapa pemikiran filsafat dan sosial diambil untuk menguatkan alur cerita. Namun tak perlu khawatir, anime ini tetap memberikan porsi action yang seimbang, sehingga tidak membosankan. (oL)

Judul                PSYCHO-PASS サイコパス
Genre              Cyberpunk, Dystopian, Science fiction, Crime thriller
Directed by     Katsuyuki Motohiro (chief director), Naoyoshi Shiotani
Studio              Production I.G
Original run     October 12, 2012 – March 22, 2013
Episodes          22 (List of episodes)

Posting Komentar untuk "REVIEW: Psycho-Pass; Bayangan tentang Dunia Tanpa Kejahatan"