Banner Kritik di FISIP Unsoed: Seruan Kekecewaan atas Sikap Apatis Mahasiswa
![]() |
Cahunsoedcom/Chitra Dewi |
Purwokerto, Cahunsoedcom – Banner berisi kritik terhadap kondisi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) tampak terpasang di sejumlah titik area kampus FISIP sejak pertengahan Ramadhan. Tulisan seperti “Kampusmu FISIP Tapi Kok Tuli”, “Fakultas Ilmu Santuy & Ilmu Party”, dan “FISIPku Apatis!” memantik pertanyaan serta respons dari berbagai pihak.
Banner tersebut sempat dikaitkan dengan kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Menanggapi hal ini, Akhmal, Komisaris GMNI FISIP Unsoed, menjelaskan bahwa ungkapan dalam banner merupakan bentuk ekspresi kekecewaan sekaligus ajakan membangun kesadaran kolektif.
“Itu sebenarnya adalah ekspresi dari kekecewaan. Tapi juga termasuk ajakan untuk membangun kesadaran. Kami tidak melihat daya kritis mahasiswa FISIP untuk merespons isu-isu besar seperti revisi RUU TNI, padahal FISIP seharusnya jadi motor penggerak,” ujarnya, Kamis (25/4).
Menurut Akhmal, sirnanya kesadaran kritis tersebut terjadi karena sejak awal mahasiswa tidak dikenalkan pada pengetahuan yang mendorong gerakan sosial dan politik.
“Dari awal masuk FISIP lewat PKK, tidak ada transformasi nilai atau pengetahuan tentang gerakan. Ini yang jadi masalah utama,” lanjutnya.
Akhmal mengonfirmasi bahwa meski aktor di balik banner merupakan bagian dari GMNI, tindakan tersebut tidak mewakili organisasi, melainkan sebagai suara mahasiswa FISIP secara umum.
“Tidak mengatasnamakan GMNI, tapi sebagai mahasiswa FISIP yang merasa prihatin terhadap kondisi kampus saat ini,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa gerakan ini mendapatkan dukungan dari sejumlah mahasiswa di luar GMNI.
“Ada sekitar 20–30 orang yang ikut merepost dan mendukung. Ini menunjukkan bahwa gerakan ini tidak eksklusif milik GMNI,” tuturnya.
Beberapa mahasiswa turut memberikan tanggapan. Hibat, mahasiswa Administrasi Publik, menilai banner sebagai pengingat peran mahasiswa FISIP.
“Menurutku, banner ini pengingat kita sebagai anak FISIP. Demokrasi itu kebebasan berekspresi dan berpendapat,” katanya, Selasa (25/4).
Sementara itu, Shakila, mahasiswa Ilmu Politik, berharap banner tersebut menjadi dorongan agar mahasiswa lebih vokal terhadap isu-isu sosial politik.
“Aku lihat ini sebagai dorongan agar kita lebih melek terhadap isu yang terjadi,” ucapnya, Minggu (25/4).
Dosen Sosiologi FISIP Unsoed, Wiman Rizkidarajat, memandang banner sebagai bentuk sentilan terhadap minimnya respons aksi mahasiswa belakangan ini.
“Mungkin karena penyusutan massa aksi, banner ini muncul sebagai pemantik diskusi dan reorganisasi gerakan ke depan,” jelasnya, Jumat (25/4).
Ia juga menyinggung pentingnya pendekatan advokasi yang komprehensif terhadap mahasiswa, agar tidak ada anggapan bahwa aksi adalah hal yang sia-sia.
“Kalau masih ada yang bilang aksi itu sia-sia, berarti advokasinya belum tuntas. Kita butuh pendekatan building the bridge untuk menyambungkan pemahaman,” pungkasnya.
Reporter: Calya Nashifa, Ardi Irianto, Devi Putri, Rizki Ramdhani
Penulis: Kheisya Khoirunissa Andriani
Editor: Anyalla Felisa
Posting Komentar untuk "Banner Kritik di FISIP Unsoed: Seruan Kekecewaan atas Sikap Apatis Mahasiswa"