Balada Karto Tuying, Renungan Hidup Seorang Pekerja
UKM ADC menarikan lagu "kosong" yang menjadi penutup acara pentas "Balada Karto Tuying" (CAHUNSOEDCOM/Dikky Candra P) |
Purwokerto,
Cahunsoed.com - Jumat
(17/3), Keresahan hidup seorang pekerja bernama Karto Tuying yang
menemukan hidupnya penuh dengan kekosongan. Ditengah kosongnya hidup, Karto
bergelut dengan kenyataan bahwa manusia saat ini makin merusak alam dan telah
kehilangan rasa kemanusiaan. Kisah Karto ini menjadi pementasan yang berjudul
“Balada Karto Tuying” di Lapangan Politik Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik Unsoed yang digelar pada Kamis (16/3). Alunan musik, gerakan tari, dan teatrikal dari Artual
Dance Club (ADC) bersama Ujung Kuku band mengiringi pementasan yang
bertema “Make It Rhytm Go To
Movement."
Sembilan
lagu dipersembahkan dalam pementasan yang terdapat makna didalamnya. Salah
satunya lagu berjudul Kosong. Pimpinan Produksi “Balada Karto Tuying” Frida Reica Pamungkas mengatakan, lagu ini menyampaikan pesan
tentang kehidupan yang hanya terdiri dari kekosongan belaka.
“Lagu
kosong memang menceritakan tentang hidup itu sebenarnya tidak ada apa-apa,
seperti karto tuying yang digambarkan dalam pentas ini,” kata Frida.
Berbeda dengan lagu “Tikus Demokrasi” dan “Renungan Pagi”. Dua lagu ini mengkritik tentang konsep pembangunan yang merusak alam dan hilangnya hak petani terhadap tanah. Menurut Sendy Noviko, vokalis Ujung Kuku Band, kedua lagu tersebut merupakan keresahan rakyat yang tidak sekalipun mendapatkan kesempatan dalam mengubah kebijakan di Indonesia. Padahal sebanyak 75% masyarakat Indonesia merupakan masyarakat kelas menengah bawah yang suaranya sering kali diabaikan pemerintah.
“Karto tuying menggambarkan tokoh marjin dalam pementasan ini dan menjadi
refleksi bagi kita, kalau rakyat tidak bisa menyuarakan suaranya sampai
sekarang,” katanya.
Selain itu, Sutradara “Balada Karto Tuying” Muhammad Iskandar, mengharapkan pementasan ini dapat memberikan pesan yang baik bagi masyarakat terutama masyarakat Purwokerto.
Salah satu penonton yang hadir, Indah Nur Widyastuti mengatakan pementasan sendratari sangat menarik untuk disaksikan dan menghibur para penonton yang datang.
Ujung Kuku Band yang sedang menyanyikan salah satu lagu dari 9 lagu yang dibawakan dalam pementasan "Balada Karto Tuying (CAHUNSOEDCOM/Dikky Candra P) |
“Pementasannya
bagus, menarik dan penonton juga terhibur,” kata mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis itu.
Penonton
lainnya mahasiswa Jurusan Bisnis Internasional, Chotib Mutiara S menyayangkan
konten yang ingin disampaikan dalam pentas ini masih kurang bisa ditangkap.
“Saya
kurang tahu apa yang ingin disampaikan dalam pentas ini, yang saya tahu ada dance dan
panggung musik saja dari teman yang share di media sosial,”
katanya.
Selain
menyampaikan pesan tentang kehidupan seorang Karto Tuying, pentas ini juga
ditujukan untuk memperkenalkan UKM ADC di lingkungan FISIP. Selesainya lagu
“Kosong” dari Ujung Kuku menjadi penutup dalam pementasan ini.
(Fadillah Eldo/MG-Erina
Meila/MG-Gufinda Risman/MG-Dikky Candra)
Ed:
Khairunissa
Posting Komentar untuk "Balada Karto Tuying, Renungan Hidup Seorang Pekerja"