Mahasiswa Tuntut Gubernur Usut Kekerasan TNI di Urut Sewu
Puluhan mahasiswa melakukan Aksi solidaritas untuk Urut Sewu menuntut Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, bersikap tegas atas konflik yang terjadi di Urut Sewu. . (Foto:FHR) |
Purwokerto – Cahunsoed.com, Minggu (23/8), Mahasiswa menggelar Aksi Solidaritas Untuk Urut Sewu, menemui Gubernur
Jawa Tengah Ganjar Pranowo, di Gedung Graha Widyatama Unsoed, Minggu (23/8)
siang. Mereka menuntut gubernur mengusut tuntas kasus kekerasan TNI Kodim 0709 terhadap
petani Urut Sewu, Kebumen, Jawa Tengah yang terjadi pada Sabtu (22/8) dan tindak
kekerasan yang terjadi sebelumnya.
Ganjar
sempat turun dari mobil untuk menemui massa aksi, sambil meminta bukti
kekerasan dan data terkait konflik lahan di Urut Sewu. “Temui saya jam 1 siang
dan bawa datanya,” katanya sebelum memasuki Graha Widyatama untuk memberikan
kuliah umum penerimaan mahasiswa baru 2015.
Dalam
aksinya, massa memberikan empat tuntutan kepada Ganjar. Diantaranya menghentikan pemagaran tanah petani Urut Sewu
dan mengembalikan tanah milik petani, menarik TNI Kodim 0709 Kebumen dari Urut
Sewu secepatnya dan mengusut tuntas segala bentuk kekerasaan yang telah
dilakukan TNI AD kepada petani Urut Sewu.
Mereka menilai,
gubernur sangat lamban dalam mengusut kasus perebutan lahan masyarakat Urut Sewu
oleh TNI sampai akhirnya terjadi kekerasan. Koordinator Aksi, Ahmad Taqiyudin
mengatakan bahwa sudah beberapa kali terjadi kasus serupa, “Sudah beberapa kali
kasus ini terjadi, tapi pemerintah tidak pernah serius dalam mengusut kasus ini
sampai selesai,” katanya.
Gubernur Tidak Mau Menandatangani Surat
Pernyataan
Ganjar Pranowo bertemu dengan mahasiswa (Foto: FHR) |
Setelah
menunggu sekitar dua jam, massa lalu kembali menemui Ganjar. Saat massa
memaparkan bukti-bukti, Ganjar tetap tidak mau mengabulkan tuntutan massa. “Kalau
itu data yang sebenarnya saya butuhkan bukan ini,” ujarnya. Ia hanya membawa
surat pernyataan sambil meninggalkan massa aksi tanpa menandatangani surat
tersebut.
Konflik
Urut Sewu terjadi antara TNI-AD dan petani setempat. Konflik ini bermula pada
tahun 1982 saat TNI menggunakan lahan Urut Sewu sebagai tempat latihan militer.
Warga menolak lahan tersebut digunakan sebagai tempat latihan militer, terlebih
saat TNI mengklaim tanah tersebut adalah tanah milik mereka. Konflik antara TNI
dan warga pun terjadi secara terus menerus selama bertahun-tahun hingga saat ini.
Pada Sabtu
(22/8) kemarin, terjadi tindak kekerasan oleh TNI terhadap warga yang melakukan
pencegatan pembangunan pagar oleh TNI Kodim 0709 di lahan Urut Sewu. Dikutip
dari Tempo.co, sedikitnya 19 warga Urut Sewu menjadi korban dalam aksi ini. Meski
konflik telah terjadi bertahun-tahun dan telah banyak korban berjatuhan, kasus ini tidak pernah di tanggapi serius oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.
Andaru
Pradityo, salah satu mahasiswa, mengaku kecewa dengan sikap Ganjar. “Ganjar
telah menghianati rakyat Urut Sewu karena tidak serius dalam menyelesaikan
konfik di Urut Sewu,” katanya. (FHR/ALX)
Posting Komentar untuk "Mahasiswa Tuntut Gubernur Usut Kekerasan TNI di Urut Sewu"