Kemandirian Mahasiswa
Oleh: Bhaskara Anggarda
Mahasiswa merupakan potensi yang sangat penting bagi masyarakat suatu
bangsa, dan akan semakin penting bila semua itu teraktualisasikan dalam
kehidupan sosial masyarakat. Secara sosiologis, posisi mahasiswa menempati
tempat terhormat sebagai “Pioneer and agent of development” ,
paling tidak dalam persepsi masyarakat luas.
Konsekwensi dari semua itu adalah perlunya mahasiswa melakukan positioning
yang tepat dan antisipatif , mengingat perubahan sosial yang sangat cepat dan
hampir sulit diperkirakan (unpredictable) , karena banyaknya alternatif yang
mungkin terjadi di masa depan, meskipun hukum-hukum sejarah dapat membantu
meringankan masalah tersebut.
Namun demikian bantuan pemahaman tentang masa depan bukan jaminan ketepatan
positioning, selama mahasiswa itu sendiri tidak mencoba mendefinisikan dirinya
sendiri dalam konteks perubahan tersebut. Disinilah nampak perlunya kemauan,
keberanian yang didasari kemampuan untuk bertindak secara bebas dan mandiri,
sehingga apapun yang dilakukan selalu diperhitungkan secara cermat dan akurat,
dan apapun yang terjadi akan menjadi tanggungjawab penuh setiap individu
mahasiswa.
Setiap orang punya perannya sendiri-sendiri, dengan peran itu mereka
menempatkan diri, tepat atau tidak, cocok atau tidak merupakan pilihan yang menjasi
tanggung jawab mereka. Ini adalah suatu keharusan, apakah itu sesuai atau tidak
dengan kenyataan merupakan sesuatu yang akan menjadi pengalaman individu
masing-masing.
Setiap Orang (termasuk mahasiswa) punya hak, bahkan kewajiban untuk
memutuskan apa yang akan dilalui dalam hidupnya sendiri, seberapa tepat pilihan
yang diambil menjadi tanggung jawabnya sendiri. Dengan demikian setiap orang
mempunyai kekuasaan untuk menentukan jalan hidupnya, ini berarti orang,
termasuk mahasiswa adalah pemimpin (minimal bagi dirinya), dan diantara
karakter pemimpin adalah sikap independensi dan responsibiliti, karena dia
mandiri, maka dia bertanggung jawab atas keputusan pilihannya.
Akan tetapi secara ril diakui bahwa kemandirian tidak mudah dimiliki atau
dipertahankan, sikap tersebut dipengaruhi banyak faktor , dari mulai keluarga,
teman dan budaya sekitar. Untuk itu disamping pemahaman tentang prediksi masa depan, kita dituntut
pula untuk memiliki perangkat metode eksplorasi masa depan yang menurut
Morrison ada tiga yaitu : Scenario, Forecast, dan Wildcard. Skenario merupakan
pemikiran guna mengidentifikasi isu-isu kritis yang sedang dan mungkin
dihadapi, Forecast merupakan proses mempersempit scenario sehingga menjadi
suatu ramalan yang mungkin ingin diwujudkan , sedang wild card merupakan cara
berpikir “bagaimana seandainya”, cara ini dimaksudkan untuk membantu mengatasi
ketidakpastian sekaligus juga mempertajam scenario dan forecast.
Dengan ketiga perangkat tersebut , kemandirian mendapat fondasi yang lebih
kuat dan kebebasan memilih akan memperoleh ruang gerak yang makin luas, makin
kuat fondasi dan makin luas ruang gerak akan mendorong mahasiswa (setiap orang)
berperan secara optimal dalatn kehidupan, akibataya keberanian mendesain jalan
hidup sendiri akan tumbuh tanpa terbelenggu oleh hal-hal yang dapat
meredupkannya.
Untuk itu setiap individu mahasiswa perlu memposisikan diri sebagai
pemimpin (terutama bagi dirinya sendiri), agar segala tindakannya merupakan
pencerminan dari kemandirian dan kebebasan, serta dapat melaksanakan fungsi
atau kegiatan dasarnya yang menurut Stephen Covey ada tiga yaitu : Pathfinding,
Aligning, dan empowerment. Pencarian alur (jalan) dilakukan dengan penuh
kebebasan, penyelarasan dilakukan dengan kemandirian, dan pemberdayaan
dilakukan dengan kemauan keras, semua ini insya Allah akan makin membuka
cakrawala pandang atas kehidupan, sehingga menjadi Guru (PNS) bukan
satu-satunya pilihan yang harus, karena ternyata pilihan yang terbentang sangat
luas seluas kehidupan itu sendiri.
Kemandirian dan kebebasan
pada dasarnya memerlukan situasi yang kondusif, namun demikian, kemauan dan
tekad yang kuat dapat membantu meringankan belenggu-belenggu yang menekan,
untuk itu yang penting memulai langkah pertama dan memperkuat visi nntuk
mendorong terjadinya proses pendefinisian dini dengan cara baru, sehingga
positioning dapat dilakukan dengan bertanggung jawab, setelah memahami berbagai
kecenderungan serta melengkapi diri dengan kemampuan, jika hal ini terjadi,
insya Allah harapan-harapan dapat benar-benar menjadi kenyataan dan kehidupan
akan menampakan diri dengan keramahan dan bersahabat.
(Presiden BEM Faperta Unsoed)
Posting Komentar untuk "Kemandirian Mahasiswa"