PLTU di Bangun, Hidup Masyarakat Kecil Terancam
Purwokerto – Cahunsoed.com,
Sabtu, (30/5), Belasan mahasiswa yang tergabung dalam Greenpeace Purwokerto
menggelar aksi di Pasar Wage bertepatan dengan globalactionday pagi tadi. Aksi ini merupakan
solidaritas untuk masyarakat yang berada di daerah pembangunan PLTU Batang.
Koordinator Greenpeace Purwokerto, Elok F. Mutia, mengatakan pembangunan PLTU
Batang sangat berbahaya.
“Sampai hari ini masyarakat Batang khususnya daerah pesisir terus melakukan perlawanan. Pasalnya dampak dari PLTU menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup para nelayan dan petani disana,” kata Mutia.

Ia juga mengatakan, kebutuhan listrik yang terus bertambah ini memerlukan pembangunan pembangkit listrik. Pembangunan tersebut membutuhkan pembebasan lahan yang mengorbankan rakyat kecil seperti PLTU Batang.

Ia juga mengatakan, kebutuhan listrik yang terus bertambah ini memerlukan pembangunan pembangkit listrik. Pembangunan tersebut membutuhkan pembebasan lahan yang mengorbankan rakyat kecil seperti PLTU Batang.
“Seharusnya pemerinta h
sadar dan berfikir untuk menggunakan energi yang terbarukan seperti kincir
angin dan solar panel. Jadi tidak perlu melakukan pembangunan yang merusak alam
dan mengancam hidup masyarakat,” kata Mutia.

Rohiban, salah satu
masyarakat Batang yang ikut aksi, mengaku seringkali mendapat perlakuan
intimidatif dari pihak aparat selama melakukan perlawanan.”Sudah empat tahun
kami melakukan perlawanan dan tidak jarang kita mendapat kekerasan dari pihak
aparat. membangun PLTU sama saja mengancam kelangsungan hidup kita, terlebih
saya sebagai nelayan. ” kata Rohiban.
Purwokerto menjadi satu dari
7 kota di Indonesia yang melakukan aksi solidaritas peringatan hari global yang
di adakan di seluruh negara. (JAL/FHR)
Posting Komentar untuk "PLTU di Bangun, Hidup Masyarakat Kecil Terancam"