Empat Puluh Bidikmisi Terancam Dicabut
Purwokerto – Cahunsoed.com, Rabu
(7/10), Sebanyak 40 mahasiswa penerima Beasiswa Pendidikan Bagi Mahasiswa
Berprestasi (Bidikmisi) terancam dicabut. Hal ini terjadi lantaran adanya pemangkasan kuota Bidikmisi yang diterima Unsoed. Seperti yang dikatakan oleh
Kasubbag Akademik dan Evaluasi Unsoed, Eko Sumanto, “Awalnya
kuota yang kita prediksi sekitar 650 mahasiswa sama seperti tahun 2014, lalu
2015 kita buka 615 kuota bidikmisi, tapi ternyata dari Dikti hanya 575
mahasiswa,” katanya.
Untuk
mengakali hal tersebut, pihak Unsoed berinisiatif mencabut beberapa Bidikmisi mahasiswa agar
sesuai dengan kuota Kemenristekdikti. Pada 18 September 2015, Eko Sumanto
mengumpulkan sekitar 40 mahasiswa Bidikmisi ke Kantor Administrasi Pusat untuk
menginformasikan hal ini. Mahasiswa yang dipanggil, rupanya langsung dibatalkan dari
daftar penerima Bidikmisi.
Selain untuk mengurangi kuota, pihaknya mengganggap
40 mahasiswa tersebut tidak layak mendapatkan Bidikmisi. (Baca: Unsoed Kekurangan Dana Survei Bidikmisi) “Jadi ada dua pilihan, pertama dia masih bisa mendapatkan Bidikmisi jika kuota 575 itu ternyata
ada yang tidak sesuai, kedua dia masuk UKT level terendah. Tapi kami akan
usahakan ke Dikti agar kuota Bidikmisi ditambah lagi,” katanya.
Umahatun
Fardiyah, salah satu mahasiswa yang dipanggil oleh Unsoed, mengaku kecewa
dengan keputusan ini. Ia menyayangkan informasi kuotyang diberikan justru saat
sudah diterima sebagai mahasiswa Bidikmisi. “Kecewa bangetlah, pemberitahuannya
cuma lewat sms, saya juga kasihan
sama orang tua padahal income
perkapita kurang dari 750 ribu,” kata mahasiswa Jurusan Sosiologi 2015 ini.
Ketua
Himpunan Mahasiswa Bidikmisi, Ahmad Muslikh, meminta agar Unsoed segera mencari
solusi terkait permasalahan ini. “Ada banyak cara, seperti pengalihan Bidikmisi
2013 dan 2014 yang sudah pindah dan tidak memberitahukan ke kampus, itu bisa
kita alihkan untuk mereka,” katanya.
Berdasarkan
data yang dihimpun Cahunsoed.com, Bidikmisi
adalah bantuan yang diberikan oleh Kemenristekdikti kepada PTN dan PTS. Sejak
diterapkan pertama kali pada tahun 2010 kuota Bidikmisi Universitas Jenderal
Soedirman relatif meningkat, 2010=107, 2011=325, 2012=580, 2013=600, dan
2014=650 mahasiswa. Sedangkan menurut Menristekdikti, Muhammad Nasir, seperti
yang dilansir dari Republika.co.id, pada
(27/12/2014), tahun 2015 Pemerintah berencana menambah Kuota Bidikmisi,
dari 40 ribu menjadi 60 ribu.
Sedangkan menurut Pedoman Penyelenggaraan
Bidikmisi 2015, penghentian status mahasiswa Bidikmisi disebabkan oleh
pelanggaran berupa pemberian data palsu, mengundurkan diri, meninggal dunia,
dan lulus kurang dari masa studi (red-pengalihan).
Bidikmisi Yang Dicabut Adalah Keluarga Berpenghasilan Diatas 750 ribu
Saat
dikonfirmasi terkait masalah ini, Wakil Rektor I Bidang Akademik, Mas Yedi
Sumaryadi, mengatakan, menurunnya kuota bidikmisi karena munculnya PTN baru,
sehingga jatah PTN lama banyak yang dialihkan. Sedangkan mekanisme penetapan 40
mahasiswa yang Bidikmisinya mesti dicabut diperoleh dari penghitungan penghasilan
lebih dari 750 ribu perbulan. “Mereka Income
perkapita 750 ya seharusnya tidak dapat Bidikmisi dong,” kata mantan rektor Unsoed
ini saat ditemui diruangannya, Rabu (7/10). Sedangkan Ahmad Muslikh berpendapat bila 40 mahasiswa tersebut layak mendapatkan Bidikmisi. “Jangan sampai teman-teman tidak bisa kuliah karena Bidikmisinya dicabut,” katanya.
Eko Sumanto,
menjelaskan lebih lanjut, pihaknya akan mengadakan pertemuan dengan seluruh
mahasiswa Bidikmisi 2015 di Gedung Soemardjito untuk membahas permasalahan ini
lebih lanjut, pada Jumat (9/10) esok. (TRI/RSK/FHR/IJL/DYH/ICA)
Posting Komentar untuk "Empat Puluh Bidikmisi Terancam Dicabut"