Mahasiswa Anggap Rektorat Langgar Kesepakatan Soal GOR SoeSoe
Gelanggang Olahraga Soesilo Soedarman Unsoed. Sumber foto : (CDR) |
Purwokerto
- Cahunsoed.com, Jumat (20/11), Belakangan ini mahasiswa kembali
kesulitan dalam mengakses Gor Soesilo Soedarman milik Unsoed. Gor SoeSoe kerap
digunakan mahasiswa dan masyarakat untuk berolahraga, diantaranya jogging pagi
hari dan sore hari, serta untuk berbagai kompetisi sepakbola.
Beberapa waktu lalu, mahasiswa
kembali ditariki biaya. Muhammad Surya Abadi, mahasiswa ilmu politik FISIP
Unsoed 2012, mengungkapkan dirinya ditariki biaya ketika hendak lari sore.
“Saya tidak membawa KTM disuruh bayar Rp. 1.000, besoknya saya bawa KTM tetep
disuruh bayar," ungkapnya.
Hal tersebut diamini oleh Narso
selaku penjaga Gor SoeSoe mengatakan jika mahasiswa yang tidak membawa KTM
bayar Rp 1000,- dan yang membawa KTM pun tetap membayar Rp 1000,-. "Pake
Fotocopy KTM baru gratis itu instruksi dari atasan," katanya ketika ditemui
di Gor Soesoe. Selain itu, Narso menyatakan bahwa banyak mahasiswa yang tidak
mengetahui hal tersebut. "Memang belum ada sosialisasi, jadi mungkin mahasiswa
banyak yang tidak tahu" kata Narso.
Padahal, berdasarkan hasil audiensi
Aliansi Pecinta Gor SoeSoe bersama rektorat beberapa bulan lalu, dibuat kesepakatan
bahwa mahasiswa tidak lagi ditariki biaya dengan menunjukan Kartu Tanda
Mahasiswa (KTM) "Seingat saya dulu pake KTM kesepakatan dengan rektorat,
saya baru tau kalau harus pake fotocopy KTM," kata Sulistiyo Bani salah
satu mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Pecinta Gor SoeSoe.
Rumput lapangan sepak bola Gor SoeSoe nampak tidak terawat. Banyaknya rumpul yang rusak dan gundul, membuat mahasiswa yang sedang menggunakannya tidak nyaman. Sumber foto: (CDR) |
Berbeda dengan tanggapan Narso,
Staff Badan Pelayanan Umum (BPU), Anang Kusuma mengaku dirinya tidak
menginstruksikan untuk memakai fotocopy KTM. "Memang dalam Standar Operational Procedure tidak boleh
ditariki biaya jika menggunakan KTM, nanti saya lakukan pengawasan lagi,"
katanya ketika ditemui di ruang kerjanya. Ia juga mengaku jika kesulitan
dalam mengelola perawatan Gor lantaran tidak ada alokasi dana dari pusat untuk
pengelolaan Gor SoeSoe. "Anggaran dari pusat Nol persen, padahal untuk
pemotongan rumput sekali potong bisa 400 ribu," kata Anang yang juga bertugas mengelola Gor SoeSoe.
Pungutan liar juga terjadi pada
sejumlah UKM sepakbola di Unsoed. Ketua Unsoed Football Club (UFC) Reynaldy
dwiyansha, mengaku kerap ditarik biaya saat melakukan latihan rutin timnas
sepakbola Unsoed. “Sudah hanya diberi jatah 1 hari dalam seminggu untuk latihan,
kita juga dikenakan biaya, dan kita juga gatau uangnya kemana,” katanya. Aldi
menyayangkan masalah tersebut kembali terjadi.
Dibatasinya jatah penggunaan
Gor bagi mahasiswa, juga membuat UKM Bola FISIP kebingungan menentukan jadwal.
Heru Fadhil Utomo mengatakan jika dirinya beserta ukm semakin sulit mengakses
fasilitas yang sudah menjadi jatahnya. Ia berharap, pengelolaan Gor SoeSoe
diperbaiki lagi, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. “Kan lucu kalo anak Unsoed
mau ngakses fasilitasnya sendiri malah dipersulit,” kata ketua UKM Bola FISIP
tersebut.
Untuk penarikan biaya latihan
yang sebelumnya disepakati tidak ditarik, Heru menginginkan adanya transparansi
dari pihak Unsoed. “Butuh adanya transparansi yang jelas dan fasilitas yang
sudah rusak segera diperbaiki,” ungkapnya. (PNY)
Posting Komentar untuk "Mahasiswa Anggap Rektorat Langgar Kesepakatan Soal GOR SoeSoe"