Pameran Seni "Banyumas Tiga Zaman"
Purwokerto, Cahunsoed.com – Selasa (02/04) Pameran seni bertemakan Banyumas Tiga Zaman diadakan di Rumah Makan Oemah Maen yang berlokasi di Desa Rempoah, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas. Pameran seni ini dibuka selama tiga puluh hari, mulai dari 31 Maret hingga 30 April dan terbuka untuk masyarakat umum.
Pameran seni ini memiliki tujuan untuk mengembalikan kejayaan dari home industry berupa seni, khususnya lukisan yang sudah surut. “Dahulu ada sekitar tiga ratus toko, berupa home industry lukisan di Sokaraja. Jika menilik ke belakang, Sokaraja pernah jadi galeri terpanjang se-Asia Tenggara. Tapi karena perkembangan zaman, karya lukisan seperti itu perlahan-lahan redup dan tergantikan dengan Gethuk Goreng dan Soto,” ujar Nugroho Pandu Sukmono, selaku Ketua Pelaksana Pameran Seni Banyumas Tiga Zaman.
Tim panitia merencanakan akan ada pameran lanjutan setiap tahun sehingga masyarakat juga tahu bahwa Banyumas sudah memiliki galeri seni lagi. “Kita ingin sistem galeri seni ini seperti galeri-galeri yang ada di Jogja. Jadi, jika ada yang ingin mengadakan event disini bisa. Nanti akan disediakan slot hari untuk mengisi event,” ungkap Nugroho.
Respon pengunjung terhadap pameran seni ini sebagian besar menyambut dengan positif. Namun minimnya antusiasme dari masyarakat masih menjadi salah satu permasalahan. Seperti yang dikatakan oleh salah satu pengunjung galeri seni, Rizka Choirunissa Sayoga.
“Event seperti ini sebenarnya sangat menarik, sehingga orang-orang dapat mengetahui berbagai karya seni rupa. Apalagi disini banyak dipamerkan ragam lukisan yang bagus, penuh arti, dan berkualitas. Tetapi respon masyarakat masih kurang terhadap event seperti ini. Semoga tingkat antusiasme masyarakat bertambah dan makin banyak yang datang.”
Terdapat 46 lukisan dari 18 pelukis yang tersebar di wilayah Banyumas yang dipamerkan di pameran seni ini. Salah satu yang menarik perhatian adalah lukisan yang mengangkat tema isu-isu sosial.
Penyampaian Kritik Melalui Lukisan
Lukisan berjudul “Dimana Masa Depanku” karya Rayung Purbantara (Cahunsoed.com/Laksmi Pradipta)
Sebuah lukisan yang mengangkat isu sosial, berjudul Dimana Masa Depanku yang dilukis oleh Rayung Purbantara. Lukisan tersebut dibuat pada tahun 2011, saat ada pameran lukisan di SMA Negeri 4 Purwokerto.
Rayung Purbantara, menjelaskan jika lukisan itu dibuat untuk mengkritik anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). “Di Indonesia masih banyak ketimpangan antara masyarakat kelas bawah dengan kelas atas. Padahal setiap Pemilihan Umum (Pemilu) DPR butuh suara dari rakyat itu sendiri. Rakyat juga butuh kesejahteraannya meningkat. Tapi pada kenyataannya, rakyat malah semakin miskin. Jadi, saya ingin menekankan kalau peran DPR itu kemana? Mereka kan wakil kita,” ujarnya.
Lukisan jenis apapun sebenarnya bisa diangkat kembali, apalagi jika melihat isu yang sedang ada di masyarakat. Ditambah lagi, sekarang merupakan tahun politik. “Sebenarnya lukisan itu saya buat sudah lama, jadi bukan pas mendekati pemilu seperti sekarang. Karena sekarang kan merupakan tahun politik dan beberapa hari lagi kita akan memilih wakil rakyat, jadi sekalian saya bawa kesini,” ungkap Rayung.
Selain itu, lukisan ini memiliki tujuan untuk mengarahkan rakyat agar menggunakan hak pilihnya saat pemilu dan tidak golput (Golongan Putih). “Saya ingin mengarahkan, agar jangan golput. Kita harus punya kesadaran agar tidak golput, milih salah satu tidak masalah,” kata Rayung Purbantara.
Pameran seni rupa Banyumas Tiga Zaman dapat menjadi wadah bagi para seniman dalam mengenalkan karya-karyanya dan dapat meningkatkan eksistensi Banyumas dalam hal seni rupa. Diharapkan dengan adanya pameran seni ini, akan meningkatkan animo masyarakat karena seni rupa memiliki keunikan tersendiri dan amanat yang terkandung didalamnya.
Reporter : Riska Ayu Kartika W, Laksmi Pradipta, Arfiah Ramadhanti, Gufinda Risman
Penulis : Riska Ayu Kartika W
Editor : Erina Meila Hardianti
Posting Komentar untuk "Pameran Seni "Banyumas Tiga Zaman""