Kriminalitas di Jalanan Semakin Meresahkan Warga, Begini Tanggapan Masyarakat dan Mahasiswa!
Ilustrasi Kekerasan Jalanan (Cahunsoedcom / Irgi Bagus) |
Pada Sabtu (19/3/22) lalu, sempat terjadi kasus kekerasan
di jalanan di Purwokerto. Peristiwa yang terjadi di
Jl. Jendral Sutoyo Sawangan, Purwokerto Barat tersebut tidak mengakibatkan
adanya korban jiwa. Sesuai keterangan dari pelaku, aksi tersebut dilakukan
dengan motif membuat perhitungan kepada geng motor lain. Sempat ada cekcok di
media sosial Facebook antara
geng motor dari Purwokerto dengan geng motor dari Bumiayu, Brebes. Dari situlah awal terjadinya tindakan anarkis geng motor.
Geng motor dari Brebes yang datang ke
Purwokerto awalnya tidak berniat untuk melakukan aksi tersebut kepada warga.
Namun, karena mereka kecewa dan marah tidak bertemu dengan geng motor
Purwokerto, akhirnya mereka lampiaskan kemarahan tersebut kepada apa saja yang
ditemui di jalanan. Polisi langsung memproses mereka secara hukum
berdasarkan barang bukti yang cukup, seperti celurit atau senjata tajam,
keterangan para saksi, keterangan tersangka, dan alat bukti petunjuk lain seperti
CCTV.
“Sampai di Purwokerto mereka (geng motor
Brebes) berkumpul terlebih dahulu di Jl. Soeparno Rustam kemudian berjalan
lewat Jl. Menteri Supeno, Jl. Tanjung, dan Jl. Pahlawan. Karena yang dicari
tidak muncul, mereka mencari siapapun yang ditemui di jalan. Terjadilah kasus
di Sawangan tersebut. Mereka merusak sepeda motor yang ditemui dan mengejar
siapapun yang ada di jalan dengan membawa senjata tajam jenis celurit. Setelah
itu mereka melarikan diri,” jelas Supeno, Inspektur Polisi II,
Kasubnit 1 Kamsel Sat Lantas Polresta Banyumas.
Berkaitan dengan kekerasan di jalanan Purwokerto, para
mahasiswa memberikan tanggapannya. Beruntungnya, mereka tidak pernah menjadi
korban aksi brutal orang-orang tidak bertanggung jawab tersebut secara
langsung.
“Mengalami secara langsung sih gak pernah. Cuma
waktu itu aku pernah di depan graha (Unsoed), itu gak tau gangster atau apa ya, kayak parade
motor, sekitar tiga puluhan motor. Pada saat itu aku lagi jalan sendirian
sekitar jam dua belas malam, terus digeber-geber
gitu sambil mereka membawa senjata gitu. Itu serem sih dan
aku resah. Apalagi Purwokerto kan kecil ya, penginnya aman-aman aja gitu,”
ujar Wikan, mahasiswa Ilmu Komunikasi Unsoed asal Purbalingga.
Sementara itu, warga yang tinggal di Purwokerto memberikan
tanggapannya terkait kriminalitas di jalanan. Kebanyakan dari mereka menjadi kriminalitas,
seperti kecopetan saat sedang berjalan ataupun
berkendara. Beberapa warga menilai
jalanan di Purwokerto belum aman. Masih banyak kasus kecopetan saat berkendara,
khususnya di bulan Ramadan seperti ini. Biasanya para pelaku kriminalitas
beraksi saat jalanan sedang ramai dan korban yang lengah atas barang bawaannya.
“Dulu aku pernah dompetnya hilang. Kalau di jalanan ya
banyak yang gak bener. Kalau kita sendiri gak hati-hati ya bisa
diambil orang (barangnya),” ujar seorang nenek penjual kelontong. Kebanyakan dari mereka memilih untuk menyelamatkan diri
dahulu sebelum menolong korban kriminalitas di jalanan. Mereka takut jika
pelaku justru melukai mereka. “Menyelamatkan diriku dulu sih ya, kan
takut. Terus yang kedua mungkin bisa juga lapor ke pihak berwajib gitu,”
lontar Nita, mahasiswa Sosiologi Unsoed.
Para mahasiswa Unsoed dan warga sekitar berharap agar
geng motor ataupun kriminalitas di jalanan yang meresahkan tersebut bisa ditindak
secara lebih tegas oleh pihak keamanan. Kepolisian setempat mengonfirmasi bahwa
setiap malam mereka mengadakan patroli untuk mengantisipasi segala bentuk
gangguan di jalanan. “Kami dari kepolisian setiap hari, setiap malam,
melaksanakan patroli secara bersinggungan, untuk mengantisipasi segala bentuk
gangguan kamtibmas di Kabupaten Banyumas,” ujar Inspektur
Supeno.
Kebanyakan pelaku kriminalitas di jalanan adalah para
pemuda. Pada fenomena ini, tidak hanya membutuhkan peran orang tua dalam
mendidik anak, tetapi juga diperlukan kesadaran dari dalam diri pelaku untuk
tidak melakukan perbuatan yang menyimpang dari norma dan nilai-nilai yang
berlaku di masyarakat. “Pesan saya, jadilah orang baik. Bisa menilai mana yang
baik dan mana yang buruk. Berpikirlah sebelum bertindak. Tidak usah ikut-ikutan
mereka hanya biar dianggap gaul dan keren, tetapi tidak santun,” imbuh
Inspektur Supeno.
Reporter: Wildan Fakhrie, Salsabila Silky
Penulis: Salsabila Silky
Editor: Silvia Sulistiara, Anisa P M C
Posting Komentar untuk "Kriminalitas di Jalanan Semakin Meresahkan Warga, Begini Tanggapan Masyarakat dan Mahasiswa!"