#BanyumasMelawan: Mahasiswa Banyumas Tolak Kenaikan BBM
(Cahunsoedcom/Mohammad Zein) |
Purwokerto, Cahunsoedcom -- Aksi
demonstrasi ratusan massa Serikat Masyarakat Banyumas Bergerak (Semarak)
diselenggarakan pada Senin sore (5/9/2022) di depan Gedung DPRD Kabupaten
Banyumas. Aksi ini ditujukan untuk menyikapi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak
(BBM) bersubsidi. Tidak hanya itu, dalam aksi ini, massa juga menuntut Upah
Minimum Regional (UMR) yang harus dinaikkan. Menurut mereka, kenaikan harga BBM
harus diimbangi dengan kenaikan UMR.
Presiden
BEM Unsoed, Alfan Maulana Akbar, turut menjelaskan bahwa ini dilakukan dalam rangka
menyampaikan aspirasi agar bupati dan ketua DPRD sepakat dengan mereka. Massa
berharap agar aspirasinya didengar serta bapak bupati dan DPRD bisa menjamin
janji, bahkan mengawal hal ini hingga tuntas.
"Hari
ini kita berkumpul menyuarakan satu tuntutan kepada pemerintah, yaitu tolak
kenaikan harga BBM. Kita lihat bersama, Pak Jokowi pernah ber-statement bahwa pada bulan Juli tidak
akan menaikkan harga BBM, tetapi bulan September diwacanakan naik dan
kenyataannya rakyat ditipu ada kenaikkan BBM," lontarnya.
Menanggapi
massa, Bupati Banyumas, Ir. Achmad Husein dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) Banyumas, Budi Setiawan keluar dari gedung dan langsung naik ke
mobil komando bersama para mahasiswa untuk mengumandangkan statement mereka.
"Baik,
kami sepakat turunkan BBM. Kami sudah mendengar semuanya dan memahami tuntutan
para mahasiswa. Nanti kami sampaikan, kalau perlu bersama-sama ke ketua DPR RI
dan ke kantor Presiden bersama saya,” respons Husein.
Di
lain sisi, Ketua DPRD Banyumas, Budi Setiawan mengatakan bahwa keputusan akhir
itu merupakan wewenang pemerintah pusat.
"Kami
akan mengkaji apa yang kalian sampaikan. Pada prinsipnya kami mendukung
tuntutan kalian semua, tetapi yang memutuskan tetaplah pusat. Ini semua ada
mekanismenya," ucapnya.
Situasi
sempat memanas ketika bupati dan ketua DPRD turun dari mobil komando. Kondisi
tersebut dilatarbelakangi oleh ketidakpastian mereka dalam memberikan jaminan
atas tuntutan-tuntutan masyarakat untuk diterima oleh pusat. Berkaitan dengan
hal tersebut, para mahasiswa yang bergabung dalam aksi demonstrasi sudah
bersiap jika nanti ada kericuhan dan kejadian yang tidak diinginkan.
“Kita
dari tim medis siap membantu teman-teman (jika ada yang terluka) dalam aksi,”
ucap Zaenal, salah satu mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.
Dalam
aksi ini pula, gabungan antara TNI, Polri, Dinas Perhubungan (Dishub), dan
Satpol PP dihadirkan untuk menertibkannya.
“Untuk
mengamankan rekan-rekan mahasiswa, ada sekitar 700 personil dari TNI, Polri,
Satpol PP, dan Dishub untuk mengamankan jalur dari Unsoed ke sini (kompleks
alun-alun),” kata Kompol Ismanto Yuwono S.I.P S.I.K, Kapolresta Banyumas, saat
diwawancarai oleh pihak LPM Solidaritas.
Aksi
massa menyikapi kenaikan harga BBM dan tuntutan kenaikan UMR ini diharapkan
dapat menggerakkan pemerintah pusat untuk mengubah kebijakan tersebut. Presiden
BEM Unsoed, Alfan Maulana Akbar, mengatakan bahwa mereka akan berunding lebih
lanjut sebelum melaksanakan aksi berikutnya. Alfan mengatakan bahwa belum ada
rencana seruan aksi nasional untuk sementara ini. Aksi di hari Senin berakhir
sekitar pukul 18.00 secara damai, tanpa gas air mata. Sebagai informasi,
kenaikan harga BBM yang telah diumumkan oleh Presiden Jokowi yakni sebagai
berikut, Pertalite dari Rp7.650/liter menjadi Rp10.000/liter, Solar subsidi
dari Rp5.150/liter menjadi Rp6.800/liter, dan Pertamax non subsidi dari
Rp12.500/liter menjadi Rp14.500/liter.
Reporter: Salsabilla Silky, Laely Arifah
Penulis: Salsabilla Silky
Posting Komentar untuk "#BanyumasMelawan: Mahasiswa Banyumas Tolak Kenaikan BBM"