Mahasiswa Unsoed Duduki Rektorat Desak Transparansi Kasus Kekerasan Seksual
![]() |
Cahunsoedcom/Alya Kirani |
Purwokerto, Cahunsoedcom – Puluhan mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) menggelar aksi bertajuk “Unsoed Darurat Kekerasan Seksual: Birokrat Bungkam Mahasiswa Melawan” di depan gedung rektorat, Senin (8/9/2025). Aksi ini menuntut transparansi penanganan kasus kekerasan seksual yang melibatkan guru besar Unsoed, Adhi Sulaiman.
Aksi tersebut digelar setelah audiensi tertutup pada Kamis (4/9/2025) yang dinilai mahasiswa tidak menjawab persoalan transparansi hasil pemeriksaan. Di tengah aksi, mahasiswa juga masuk ke gedung rektorat untuk meminta penjelasan langsung dari Ketua Tim Pemeriksa, Kuat Puji, dan Rektor Ahmad Sodiq. Namun, Sodiq tidak hadir karena sedang berada di luar kota.
Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) yang diwakili Tri Wuryaningsih kemudian memberikan keterangan. Ia menegaskan tim pemeriksa telah menyimpulkan Adhi Sulaiman terbukti melakukan kekerasan seksual.
“Minggu kemarin siang, kami bertemu dengan seluruh tim pemeriksa dan ada beberapa hal yang kami ingin tegaskan kepada tim pemeriksa. Itu sudah disepakati, yaitu bahwa yang bersangkutan memang terbukti melanggar pasal tentang kekerasan seksual itu,” ujarnya.
Tri menambahkan, pelaku juga melanggar peraturan rektor terkait kode etik kesusilaan. Atas dasar itu, rektor menjatuhkan sanksi berupa pembebastugasan dari Tridharma Perguruan Tinggi selama dua semester. Namun, status Adhi sebagai ASN menjadi kewenangan kementerian.
“Saya juga sudah bertemu dengan Pak Rektor tadi pagi. Menegaskan tidak hanya peraturan terkait KS yang dilanggar, ada kode etik terkait kesusilaan yang juga dilanggar. Sehingga Pak Rektor pun memberikan sanksi yaitu dibebastugaskan dari Tridharma Perguruan Tinggi selama dua semester,” jelasnya.
Menurutnya, pertemuan Satgas dengan tim pemeriksa juga dilakukan untuk menyamakan persepsi mengenai kekerasan seksual karena masih banyak pihak yang belum berpihak pada korban.
“Jadi di kalangan teman-teman mahasiswa dan tenaga pendidik yang tidak pro korban juga banyak. Kenapa saya kemudian minta dipertemukan dengan tim pemeriksa, karena memang ada persepsi yang tidak sama sehingga kemudian jadi ada persepsi yang sama soal KS,” jelasnya.
Tri juga menghubungi Rektor Ahmad Sodiq agar bisa menanggapi pertanyaan mahasiswa. Namun, saat ditanya soal sanksi, Sodiq hanya menekankan pentingnya menjaga suasana kampus.
“Kita bersama-sama menciptakan suasana yang aman-nyaman, terutama di Kampus Universitas Jenderal Soedirman. Oke, Bu Triwur. Terima kasih. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,” ujarnya melalui sambungan telepon.
Mahasiswa dalam aksi tersebut menyampaikan lima tuntutan, yaitu:
Menuntut Tim Pemeriksa Universitas memberikan informasi terkait penanganan kasus kekerasan seksual yang diduga dilakukan salah satu guru besar Unsoed.
Menuntut rektor mengeluarkan Peraturan Rektor terbaru sebagai landasan hukum kewenangan Satgas PPKS dalam menangani kasus kekerasan di lingkungan kampus.
Menuntut penguatan fungsi pencegahan Satgas PPKS melalui optimalisasi dan/atau pembaruan program kerja sebagai upaya menciptakan ruang aman bebas kekerasan.
Menuntut kampus mengoptimalkan layanan pendampingan korban, khususnya pada jalur pidana.
Menuntut kampus memberikan pernyataan resmi mengenai perkembangan penanganan kasus melalui media sosial resmi universitas dengan tetap memperhatikan asas kerahasiaan.
Reporter: Aida Kholila, Ardi Irianto, Diah Ayu, Kheisya Khoirunissa, Salwa Nurlatifah
Penulis: Anyalla Felisa
Editor: Carlina Ayu
Posting Komentar untuk "Mahasiswa Unsoed Duduki Rektorat Desak Transparansi Kasus Kekerasan Seksual"