Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Selera Matik, Selera Konstruk

Oleh : Allaela Dwi H.

Kamu terlihat paling cantik. Dengan skuter matik yang menawan. Dengan gaya klasik zaman sekarang” (SKJ)

“Cewek pantesnya pake motor matik biar kelihatan lebih feminim” itulah kalimat yang terlihat dilayar kaca handphone salah satu tim mading dari Puput anak komunikasi 2009.  Bukan hanya Puput yang beranggapan seperti itu, tapi Fedrianti dari sasing 2009 juga mengatakan “Kalo cewek pake motor matik lebih keliahatan ceweknya”. Motor matik merupakan motornya para kaum hawa, motor matik bila dipakai oleh para perempuan akan kelihatan lebih feminim. Seperti itulah anggapan yang sedang berkembang disekitar kita, sebuah pembedaan dengan alasan jenis kelamin.

Mengapa sampai terjadi anggapan seperti itu? Ada asap pastilah ada api. Mungkin Itulah peribahasa yang sesuai untuk memulai pencarian sebab musabab jika perempuan pakai matik akan kelihatan lebih feminim. Lalu siapakah sang api?

Setelah Tim Mading Solidaritas melakukan penelusuran, ternyata mainstream pembedaan kendaraan roda dua berdasar jenis kelamin terjadi karena sebuah konstruk. Sebagaimana yang disampaikan oleh Trianasari, dosen jurusan politik “Perempuan berada dalam sebuah konstruk budaya. Konteks saat ini berbeda, masalahnya siapa yang diuntungkan akan berkembangnya budaya tersebut”. Pada akhirnya memang pertanyaan siapa yang diuntungkan akan anggapan motor matik adalah motor perempuan menjadi sebuah pertanyaan, agar terang dimanakah akar dari konstruk ini.

Adapun data-data yang Tim Mading Solidaritas peroleh terkait siapa yang diuntungkan oleh konstruk ini adalah para produsen kendaraan roda dua tersebut. Mereka ternyata sengaja membuat konstruk tersebut agar muncul segmen baru untuk produk mereka. Sebuah pernyataan memastikan segementasi baru ini, muncul dari DDS-Rep Office Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) Jateng-DIY, Muliadi “Motor jenis matik harus menjadi pilihan. Terutama bagi kalangan muda dan wanita”. Data lain yang mencengangkan juga ditunjukan oleh www.motorplus-onlne.com;  600 ribu wanita per tahun tercatat sebagai pengendara baru matik. Jumlah ini diprediksi terus bertambah.

Banyak cara digunakan oleh para produsen agar sebuah cara pandang baru mengenai Perempuan meringsuk masuk dalam benak kita perlahan tanpa disadari, hingga pada akhirnya menjadi selera yang tak dapat dipungkiri. Semisal adalah menyebarkan cara pandang seolah perempuan telah ketinggalan, dan salah satu caranya agar terdepan adalah mengugunakan motor matik, maka dibuatlah iklan dengan slogan “Wanita jangan mau ketinggalan”. Terkait hal ini seorang mahasiswa sosiologi angatan 2004, Arif Wicaksono berpendapat “Budaya membuat seolah perempuan telah ketinggalan”.

Fakta lain kepentingan para produsen ternyata telah mengkonstruk cara berpikir bahkan selera kita adalah munculnya sebuah lirik lagu dari SKJ “Kamu terlihat paling cantik. Dengan skuter matik yang menawan. Dengan gaya klasik zaman sekarang”. Juga terdapat bukti lain yang mengindikasikan bahwa perempuan cantik dan ideal adalah yang sebagaimana Iklan citrakan, indikasi ini bisa kita dapatkan dalam lirik lagu band ST 12 “blAa... bla... bla....“.

“Ya, tinggal bagaimana kita mengambil sikap selanjutnya, menyadari akan adanya hegemoni”  Ucap Didik Ari Prasetyo, salah seorang sarjana Komunikasi saat Tim mading meminta untuk menanggapi adanya komunikasi yang menghegemoni dilakukan produsen motor matik terhadap Perempuan pada khususnya.

Jika kita telah menyadari akan hal ini, maka tak sepantasnya lagi menilai sesuatu akan perbedaan jenis kelamin menggunakan citra motor matik. Seperti menilai bahwa sisi feminim akan semakin nampak jika bermotor matic, jangan sampai kita terjebak pada konstruk kepentingan para pemodal sehingga terkeruk habislah uang di saku kita.

Posting Komentar untuk "Selera Matik, Selera Konstruk"