OPINI: Millenium Development Goals 2015, Indonesia?
Oleh: Zulfikar Tito Enggartiarso*
Sebelum
kita banyak berbicara tentang Indonesia dalam MDGs, apakah MDGs itu? MDGs
adalah kepanjangan dari Millenium
Development Goals, MDGs ini mulai diberlakukan setelah terlaksananya Millenium Summit of the United Nations
pada tahun 2000. Dalam pertemuan itu,
189 negara dan 23 organisasi internasional sepakat untuk bekerjasama mencapai
delapan tujuan ini. MDGs ini diharapkan akan tercapai pada tahun 2015, inilah
yang membuat banyak sekali forum di Indonesia mendiskusikan MDGs karena
momentum yang semakin dekat ke akhir pelaksanaan. MDGs terdiri dari: Eradicate Poverty and Hunger, Universal Primary Education, Gender Equality and Empower Women, Reduce Child Mortality, Improve Maternal Health, Combat HIV/AIDS, Malaria and other Diseases, Environment
Sustainability, Global Partnership
for Development.
Posisi Indonesia di kancah
internasional ternyata tak bisa dipandang sebelah mata. Di tahun 2010, PBB
mengadakan High Level Meeting of General Assembly
on MDGs dan pada tahun 2012, Sekjen PBB, Ban Ki-Moon membentuk sebuah tim
yang disebut High Level Panel of Eminent
Person on Post 2015 UN Development Agenda dan diketuai oleh tiga orang pemimpin
besar dunia dan salah satunya adalah Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden
Republik Indonesia. Dua ketua lainnya adalah PM Inggris, Davis Cameron dan
Presiden Liberia, Ellen Johnson Sirleaf. Tim ini bertujuan untuk memberikan
saran dan komitmen untuk dilakukan setelah tahun 2015.
Kenapa Presiden RI bisa menjadi
salah satu ketua dari tim penting di PBB ini? Karena sejak tahun 2005, Susilo
Bambang Yudhoyono telah mengarus-utamakan MDGs ini dalam program pemerintahan.
Sasaran-sasaran MDGs sendiri telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJN 2005-2025), dan pada tahun 2010 telah dikeluarkan Inpres
RI No. 31 Tahun 2010 tentang Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (TPM),
serta pengangkatan Prof. Dr. Nilla Djuwita F. Moeloek, dr., SPMK(k) sebagai
Utusan Khusus Presiden RI untuk MDGs. Selain itu, Indonesia juga dianggap telah
sukses mencapai beberapa poin MDGs walau masih ada beberapa poin yang harus
lebih difokuskan seperti pengurangan tingkat kematian bayi, HIV/AIDS dan akses
air bersih serta sanitasi layak.
Diiringi
sebuah lagu beraliran folk berjudul
‘Pulang’ dari Float, saya coba berbagi kembali tentang Millenium Development Goals yang akan berakhir tahun 2015 dan juga
bagaimana pencapaian serta posisi Indonesia sejauh ini. Di bagian pertama, kita
sudah banyak berbagi tentang apa itu MDGs dan bagaimana efeknya di dunia
internasional secara keseluruhan, walaupun kita memang sudah menyinggung
tentang Indonesia, tetapi baru sedikit. Indonesia merupakan negara yang cukup
antusias (setidaknya pada level pemerintahan pusat) dalam usahanya dalam rangka
mencapai setiap poin di MDGs yang berjumlah delapan.
Pencapaian positif disampaikan oleh
beberapa sumber seperti Laporan Pencapaian MDGs di Indonesia pada tahun 2011
yang dikeluarkan oleh Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) dan
website resmi milik pemerintah Indonesia yang khusus menyampaikan beragam
informasi tentang MDGs yaitu www.indonesiamdgs.org. Menurut laporan yang
dikeluarkan oleh Bappenas, proporsi penduduk yang hidup di bawah garis
kemiskinan nasional dari 15,10% pada tahun 1990 menjadi 12,49% di tahun 2011. Lalu
masih bersumber dari laporan tersebut juga bahwa angka melek huruf penduduk
usia 15-24 tahun, perempuan sudah mencapai 98,75% dan laki-laki sudah mencapai
angka 98,80%. Jujur ini merupakan angka yang cukup tinggi menurut saya tapi
dengan berprasangka baik kepada pemerintah, saya melihat ini sebagai sebuah doa.
Berbeda dengan yang ditulis oleh Voice of America dalam website berbahasa Indonesia-nya,
www.voaindonesia.com, ada tiga target dari MDGs yang sulit dicapai oleh
Indonesia pada tahun 2015 yaitu menurunkan angka kematian ibu melahirkan dan
mencegah penyebaran HIV/AIDS serta memperluas akses air bersih serta sanitasi
yang layak. Menurut Asisten Utusan Khusus Presiden RI untuk Urusan MDGs, Diah
Saminarsih, banyak faktor yang menyebabkan 3 poin itu masih belum bisa tercapai
yaitu pembangunan yang belum merata sehingga infrastruktur maupun layanan
kesehatan yang timpang antara daerah satu dengan yang lain. Menurut saya, ini
jadi pekerjaan rumah yang cukup berat bagi pemerintah (dengan presiden yang
baru nantinya) untuk menuntaskan MDGs pada tahun 2015.
*) Mahasiswa angkatan 2012, Hubungan Internasional FISIP Unsoed. Aktif sebagai Pengurus Korps Mahasiswa Hubungan Internasional.
Posting Komentar untuk "OPINI: Millenium Development Goals 2015, Indonesia?"