Cahunsoed E-Magazine: Jebakan Pasar Kuliner
Kerumunan
manusia saling bercengkrama di sudut sebuah tempat makan. Memesan makanan atau minuman
masing-masing. Sembari menunggu pesanan datang perbincangan dimulai kembali.
Begitu pesanan datang, beberapa orang bergegas menyiapkan smartphone mereka.
Kemudian mengatur dan merapihkan
pesanannya agar semakin cantik. Bak fotografer profesional yang sedang memotret
modelnya. Satu dua foto dirasa sudah cukup membuat puas. Selesai memotret,
manusia-manusia ini langsung menyantap 'model'-nya masing-masing.
Tak
butuh waktu lama, piring-piring di atas meja sudah nampak bersih. Rupanya
mereka enggan langsung beranjak dari tempat makan tersebut. Mereka kembali
bercengkrama dan membunuh waktu. Hingga tak terasa, mereka sudah menghabiskan
waktu 2 jam di tempat makan tersebut. Pemandangan yang tak asing lagi kita
jumpai dalam setiap tempat makan atau juga cafe. Sepertinya mengenyangkan perut
bukan tujuan utamanya.
Ada
hal lain yang membuat seperti itu. Makan merupakan kebutuhan dasar manusia.
Tapi makan juga bukan semata persoalan alamiah. Karena dalam proses makan
maupun makanan itu sendiri merupakan wujud interaksi antara manusia maupun keadaan
ekonomi seseorang. Hal ini berlangsung terus menerus menjadi kebiasaan yang
kerap dikatakan budaya. Perkembangan makanan dengan kebudayaan ini terus
berlangsung dari zaman pithecanthropus
hingga politikus. Makanan hadir disetiap perubahan sosial.
Selengkapnya
Download Edisi Perdana Cahunsoed Magazine, FREE!
kesimpulannya?
BalasHapus