Budaya Egaliter di Banyumas Belum Menyentuh Perempuan
Purwokerto – Cahunsoed .com,
Selasa (14/4), Banyumas yang secara budaya dipengaruhi
oleh dua kebudayaan yakni jawa dan sunda, membuat Banyumas dianggap lebih egaliter.
Hal ini dinyatakan oleh Dosen Ilmu Politik Unsoed, Dr. Sofa Marwah, sekaligus
penyusun buku dalam bedah buku ‘Kontestasi Perempuan dan Politik dalam Budaya
Banyumas’. “Jauhnya Banyumas dari
keraton, dan pengaruh dekatnya dengan masyarakat Sunda, membuat Banyumas lebih
Egaliter dari wilayah Jawa lainnya,” ungkapnya. Namun ia menyayangkan kharakter
egaliter ini hanya sebatas interaksi simbolik seperti penggunaan bahasa, ”Bukan
secara substansi, sehingga tak begitu berpengaruh dalam konstetasi politik
perempuan di Banyumas,” kata Sofa.
Dosen Ilmu
Politik Unsoed, Luthfi Makhasin, Ph.D juga mengatakan, budaya egaliter belum
menjamin diterminya perempuan dalam ranah politik. “Masih ada pengaruh lain
yang sama kuat seperti faktor ekonomi dan sosial,” katanya. Sofa mengatakan, budaya
egaliter seharusnya diiringi dengan kesadaaran masyarakat tentang kesetaraan
perempuan khususnya dalam ranah politik, “namun nyatanya budaya patriarki masih
sangat dominan di Banyumas,” tambahnya.
Bedah
buku ini dilaksanakan di laboratorium politik, kerjasama antara laboratorium
politik dan Himapol. Mengundang kalangan dosen fisip, dan UKM/HMJ. “Menurut
saya diskusi semacam ini sangat bermanfaat, apalagi membahas perempuan dalam
konteks lokal yaitu Banyumas,” kata Wahyuni Mahasiswa Ilmu Politik 2012. (FIT)
Posting Komentar untuk "Budaya Egaliter di Banyumas Belum Menyentuh Perempuan"