Menolak Pelatihan Militer di Tanah Urutsewu
Purwokerto -
Cahunsoed.com, Rabu (8/4), Konflik
antara petani dengan TNI di daerah Kebumen, tepatnya di tanah Urutsewu hingga
saat ini masih terus berlanjut. Petani menolak ladang mereka dijadikan kawasan
untuk latihan TNI yang membuat warga merasa tidak nyaman. Seperti yang
disampaikan salah seorang anggota Forum Paguyuban Petani Kebumen Selatan (FPPKS),
Seniman, ia menolak tindakan TNI yang terus melakukan pelatihan militer di
Urutsewu. “Tanah Urutsewu ini sering dijadikan latihan TNI AD dan tempat uji
coba senjata,” katanya dalam Diskusi ‘Studi Kasus Konflik Urut Sewu’ Oleh Teater Sianak dan HMI FISIP di Mushola
FISIP, Selasa (7/4) kemarin.
Menurut Lurah Urutsewu, Widodo Sunu Nugroho, konflik
mengenai tanah Urutsewu ini sudah berlangsung sejak zaman kolonial. Di tahun
2011, sempat terjadi bentrok antara warga dengan TNI AD tepatnya pada 16 April.
Bentrok menyebabkan beberapa warga khususnya petani pada saat itu mengalami
luka-luka akibat terkena senjata. Kerugian akibat pengrusakan motor warga oleh
TNI pun belum diselesaikan. “Sampai sekarang tragedi 16 April belum selesai
kasusnya,” kata Widodo yang menyampaikan pernyataannya pada diskusi peringatan
Hari Bumi di FISIP Unsoed.
Dalam diskusi ini dijelaskan awal mula konflik yang terjadi
di Urutsewu. Dari mulai sering dijadikan tempat latihan senjata, eksploitasi
pasir besi, hingga pemagaran yang dilakukan oleh TNI.
Salah seorang peserta diskusi, Tukiban mahasiswa Sosiologi 2012, mengharapkan dukungan
untuk mempertahankan tanah Urutsewu ini dilakukan oleh siapa saja. “Harusnya
pemuda disana juga ikut andil mempertahankan tanahnya,” katanya. (TRI)
Posting Komentar untuk "Menolak Pelatihan Militer di Tanah Urutsewu"