Kemarau Panjang, Sampah Menumpuk Di Sungai
Purwokerto
– Cahunsoed.com, Rabu (16/9), Sungai Banjaran yang terletak di Kecamatan Purwokerto Barat, Kabupaten
Banyumas dipenuhi sampah. Sampah tersebut terdiri dari berbagai macam jenis,
seperti sampah rumah tangga, sampah dari pedagang, hingga limbah industri.
Ponary salah satu warga RW V Kelurahan Kedungwuluh, yang tinggal di pinggiran Sungai
Banjaran mengatakan, masyarakat setempat sangat terganggu dengan polusi yang
dihasilkan dari tumpukan sampah tersebut. Selain bau yang menyengat, tumpukan
sampah di sungai menjadi sarang nyamuk yang menyerang pemukiman warga. “Disini
nyamuknya banyak sekali, kalau baunya sih wahh sudah gak karuan,” ujar Pria
yang berusia 70 tahun ini, pada Senin (14/9).
Musim kemarau panjang yang lama tak
turun hujan memperparah kondisi lingkungan di Sungai Banjaran. Terlebih, persis
di bawah jembatan penghubung Jalur Purwokerto – Ajibarang ini terdapat tanggul
besar, sehingga aliran sampah banyak yang menumpuk di permukaan sungai. “Ya
saya sih, kesini sambil nyari botol bekas untuk dijual sekalian bersih-bersih
sungai supaya tidak terlalu padat sampahnya,” kata pria yang kesehariannya
bekerja sebagai pemulung dan pengayuh becak ini.
Ponari juga mengatakan, sampai hari ini
belum ada penanganan serius dari pihak kelurahan maupun pemerintah daerah. Upaya
penanggulan yang dilakukan hanya sebatas pengerukan sampah pada beberapa bulan
yang lalu sebelum datangnya musim kemarau panjang. “Sekarang kan ya lebih parah
sampahnya lebih banyak karena airnya sedikit jadi numpuk semua,” katanya.
Akhmad Setiawan, Kepala Bidang Sungai
dan Air Baku Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (SDABM) Kabupaten Banyumas,
mengatakan kondisi tersebut terjadi lantaran pemahaman masyarakat sekitar
mengenai kebersihan sungai masih kurang. Oleh sebab itu, menurutnya perlu ada
upaya peningkatan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan sungai. Ia
mengaku pihaknya pernah beberapa kali melakukan upaya penangulangan kebersihan
sungai. Seperti penggunaan jaring sampah di Sungai Kranji untuk mempermudah
pengambilan sampah di sungai. Namun, sayangnya baru beberapa hari dipasang
jaring tersebut sudah hilang.
Tujuannya untuk menambah
kesadaran masyarakat sehingga masyarakatlah yang nantinya bisa menjaga
lingkungannya sendiri. Ahmad juga menuturkan, bila pihaknya kini sedang menyusun
rencana kerjasama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak untuk menggagas
komunitas warga atau lembaga swadaya masyarakat yang peduli terhadap kebersihan
sungai dan lingkungan sekitar.
Rencananya setelah terbentuk, masyarakatlah yang
menjadi anggota dan penggerak lembaga tersebut, bukan lagi pemerintah.
“Sebelumnya kami memiliki forum peduli linkungan tetapi masih melibatkan
pemerintah,” katanya.
Ponari, berharap agar pemerintah serius
untuk mengatasi masalah lingkungan ini. Selain sudah terjadi selama
bertahun-tahun, warga kerap kali terjangkit penyakit akibat dari pencemaran
sungai. “Jadi, biasanya ya cuma bersihin sekali terus hilang. Harusnya kan
dijaga terus sampai benar-benar ketemu masalah sebenarnya, karena oleh warga
air di sungai ini setiap hari dipakai untuk mandi dan mencuci,” kata kakek yang
sudah memiliki tiga cucu ini. (ALX)
Posting Komentar untuk "Kemarau Panjang, Sampah Menumpuk Di Sungai"