SULUH: UKM FISIP Masih Bermasalah
SULUH EDISI NOVEMBER 2015
Laporan Khusus
Oleh: Khaerunisa
Sudah
beberapakali UKM menunggu kebutuhannya terealisasi. Banyaknya prestasi tak membuat pihak kampus segera memberi
fasilitas layak.
Di sore yang cerah, nampak anak laki-laki dan
perempuan berkumpul melakukan gerak pemanasan. Tiga laki-laki berkaos oblong
dan koloran terlihat keluar dari sekre kerohanian Islam membawa jaring dan bola
volley. “Ya, kita sedang mau latihan rutin nih di lapangan politik,” kata Aprian
Fikri. UKM yang belum lama mengantongi juara 1 putra dan putri pada Soedirman
Cup2015,memang rutin melakukan latihan meski dengan waktu yang sempit.
Setelah mereka selesai berkemas, Tim
Suluh mendatangi ketua UKM Volley, Aprian Fikri menanyakan
perihal pengadaan sekretariatnya.
Dengan raut wajah yang biasa saja tanpa ekspresi, Ia mengatakan bahwa sudah lama
mengajukan pengadaan sekre, namun tetap saja jawaban dari dekanat adalah untuk
tetap bergabung di sekre UKM olahraga. “Lah kita udah
capek sama harapan-harapan pengadaan sekre dari dekanat,” ungkapnya. Seperti
tak ada keseriusan, hanya sekre berukuran 2,5x2,5 meter yang diberikan.
Tentunya, ruang sesak itu tak mampu menampung 4 UKM olahraga bersamaan. Lebih
tepat jika disebut gudang peralatan.
Pernah mereka coba meminta bantuan BEM
(Badan Eksekutif Mahasiswa) FISIP. Namun hanya tanggapan seadanya yang mereka
dapatkan tanpa realisasi. “Pernah, mereka cuma bilang ‘ya coba kami bantu’,”
ungkapnya. Hingga saat ini hasil masih nihil.“Suka ngga enak sama UKI soalnya
bikin sesek,” tambahnya.
Belum adanya sekre bukan satu-satunya
masalah yang mereka miliki. Minimnya peralatan juga menjadi masalah yang harus
mereka atasi sendiri. Dana UKM yang mereka terima hanya cukup untuk mengikuti
berbagai kompetisi. “Kita ngga punya alat apa-apa karena ngga ada dana,”
ungkapnya. Memang ada jaring dan beberapa bola volly, namun peralatan tersebut
bukanlah milik sah mereka. Rapat koordinasi terkait anggaran UKM yang diadakan
untuk mengetahui kebutuhan masing-masing UKM, tak memberikan mereka banyak
suara. “Soalnya dana udah dipatok sekian,” imbuhnya.
Jika UKM Volly masih saja ‘menumpang’
di sekre UKI, maka UKM yang mewadahi minat dan bakat tari mahasiswa FISIP ini
lebih miris nasibnya. Jangankan sekre, SK (Surat Keputusan) UKM pun belum
mereka dapatkan. Selama ini mereka sudah mengusahakan. Dimulai dengan pengajuan
proposal legalitas. Proposal ini telah ditandatangani oleh Wakil Dekan III yang
saat itu menjabat (red-Andi Antono), namun SK UKM tak kunjung turun. Usaha
untuk mendapatkan SK UKM masih mereka lakukan hingga saat ini. “Kita lagi bikin
surat permohonan buat turunnya SK, selanjutnya buat permohonan sekre,” kata
ketua UKM ADC, Hanindya Triasi Firmadhani.
Tak berbeda dengan UKM Volly, lagi-lagi
terkait masalah dana. Belum adanya SK UKM membuat mereka tak bisa mengakses
dana. Sementara kebutuhan sudah banyak. Selama ini mereka membiayai kegiatan
dengan dana dari mereka sendiri. Seperti saat mengikuti PSS (Pekan Seni Soedirman)
beberapa waktu lalu. “Udah coba minta ke BEM, tapi belum ditanggepin, belum ada
kabar,” katanya.
Mengurus segala sesuatu dan mengatasi
permasalah masing-masing bukan menjadi pemandangan yang asing untuk UKM di FISIP.
Bukan hanya UKM volly dan ADC yang berusaha secara mandiri untuk mengatasi
berbagai permasalahan yang mereka hadapi. Nampaknya memang UKM dan HMJ di FISIP
berjalan sendiri-sendiri walaupun sudah satu periode lalu FISIP kembali
memiliki BEM (Badan Eksekutif mahasiswa). BEM dianggap tak memiliki pengaruh
bagi jalannya aktivitas UKM-HMJ . Seperti yang diungkapkan oleh ketua Refleksi,
Athifa Septiani, “UKM-HMJ jalan kaya jalan sendiri-sendiri, BEM belum bergerak
semestinya,” katanya.
Perjalanan Tim Suluh berlanjut esok
harinya. Sore hari yang cerah, lagi-lagi menjelang maghrib. Tim Suluh membuat
janji dengan ketua Komahi, Adhi Mulya. Nampak dia sedang bercengkrama dengan
mahasiswa lain. Segera kami menyapa dan mulai duduk untuk mengobrol. Kali ini
kami mendengar jawaban yang berbeda. Jika sebelumnya sekre dan legalitas UKM menjadi
keluhan yang kami dengar, maka Adhi menyampaikan keluh kesahnya terkait sinergi
di FISIP. Menurutnya kebutuhan yang paling diinginkan sebagai HMJ adalah adanya
sinergi. Ia mengatakan bahwa sinergi di FISIP masih sangat kurang. Sebagai HMJ
yang memiliki prokernya sendiri, ia sangat menyayangkan ketumpang-tindihan
agenda di FISIP, “Misalnya ada acara besar FISIP, proker kita bisa tertimpa, padahal
kita kan juga punya proker sendiri,” katanya.
Menurutnya saat di FISIP sudah terdapat
UKM dan HMJ yang resmi dengan adanya SK, maka BEM pun harus memiliki proker
yang jelas. Ia menambahkan bahwa apabila UKM, HMJ, maupun BEM disinergikan maka
proker sekecil apapun pasti akan terlaksana. Koordinasi dirasa sangat
diperlukan agar masing-masing UKM-HMJ mengetahui proker dari UKM-HMJ lainnya,
“Kalo ngga koordinasi, cenderung menimbulkan benci karena berebut masa,”
katanya.
Tim Suluh pun meminta konfirmasi
terkait permasalahan-permasahan yang ada di FISIP kepada pihak BEM. Menanggapi
keluhan tentang pengadaan sekre, mendagri (Menteri dalam negeri) BEM FISIP,
Uray Shyta Damayanti, mengatakan sempat ada wacana pembangunan gedung dari
pihak fakultas, sehingga bisa digunakan untuk sekre. “Ada cerita akan membangun
namun itu juga masih belum pasti,” katanya. Selain itu ia pun mengatakan bahwa
beberapa UKM-HMJ belum pernah
menyampaikan tentang kebutuhan sekre dan SK kecuali ADC. “Mungkin teman-teman
UKM sudah pernah menyampaikan ke menteri sebelumnya, tapi belum disampaikan ke
aku,” lanjutnya.
Periode kepengurusan BEM FISIP kabinet
cocote (cocok terdepan) telah berlalu. Namun kemunculannya kembali tak dirasa
membawa pengaruh terhadap kehidupan di FISIP. Masing-masing UKM-HMJ berusaha
mengatasi masalahnya sendiri. Ditambah tanggapan seadanya tanpa realisasi dari
BEM membuat mereka enggan untuk kembali meminta bantuan. Koordinasi pun tak
dirasakan, menimbulkan ketumpang-tindihan agenda. FISIP sedang tidak baik-baik
saja, masih banyak masalah yang harus diselesaikan. Apakah kita akan tetap
mendiamkannya? membiarkannya menjadi bom waktu yang semakin lama mendesak untuk
meledak?
(Laporan Khusus : Carut-Marut Sistem Pemerintahan FISIP)
Posting Komentar untuk "SULUH: UKM FISIP Masih Bermasalah"