Dosen PJKR Diberi Sanksi Percobaan Satu Semester
Foto: PJKR Unsoed (CAHUNSOEDCOM/Fita Nofiana) |
Purwokerto, Cahunsoed.com – Selasa
(20/9), Dosen Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (PJKR), Fikes Unsoed,
Bayu Suko Wahono yang dilaporkan mahasiswa atas tuduhan kekerasan telah
dipanggil oleh pihak rektorat pada (1/9) lalu. Bayu yang ditemui di ruangannya
mengklaim bahwa persoalan tersebut telah selesai. “Saya sudah klarifikasi ke pimpinan,
sudah ditindaklanjuti,” katanya.
Namun
Bayu enggan menjelaskan lebih rinci mengenai hasil dari pemanggilan yang
dilakukan pihak rektorat bersama pimpinan fakultas tersebut. Wakil Dekan III,
Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Unsoed, yang dikonfirmasi melalui pesan singkat
menganggap persoalan ini sudah selesai, "Wong sudah selesai, apanya yang
mau ditanyain?" kata Endo Darjito.
Sementara
itu, Wakil Rektor Bidang Akademik Mas Yedi Sumaryadi mengatakan, dosen yang
bersangkutan terbukti melanggar beberapa peraturan akademik. Seperti memajukan
30 menit jam masuk perkuliahan, membuat peraturan sendiri di luar kesepakatan
kontrak pembelajaran, serta penyalahgunaan wewenang dengan memberi hukuman
fisik pada mahasiswa.
Pihak
rektorat bersama pimpinan fakultas telah memanggil dosen bersangkutan untuk
mempertanggungjawabkan surat tuntutan mahasiswa PJKR. Dosen tersebut diberikan sanksi berupa percobaan selama satu semester. “Dosen tersebut mengakui
kekeliruannya, sudah kami tegur dan saat ini sedang masa percobaan, kalau terbukti melanggar lagi akan diberi
sanksi yang lebih berat,” kata Mas Yedi.
Mas
Yedi juga menambahkan, dosen lain yang melimpahkan tanggung jawabnya, harus
ikut bertanggung jawab. “Untuk sementara, dosen yang bersangkutan tidak
mengajar lagi. Sifatnya kalo mengajar hanya membantu,” tambahnya.
Pelanggaran
yang dilakukan Dosen Bayu Suko nyatanya tidak hanya terjadi saat di
perkuliahan. Namun hukuman di luar jam perkuliahan juga tetap dilakukan pada
mahasiswa PJKR.
Salah
satu mahasiswa PJKR yang pernah mendapat hukuman skotjump 20 kali hanya karena
memakai sandal saat bermain tenis meja di kampus, padahal jam perkuliahan telah
selesai. “Saya ke kampus lagi sore, jam perkuliahan udah selesai tapi tetep
dihukum skotjump dan dimarahi,” kata mahasiswa yang enggan disebutkan namanya.
Kekerasaan
Tidak Hanya Dilakukan Oleh Bayu
Meski
awalnya mahasiswa hanya menuntut Dosen Bayu Suko Wahono, namun dosen lain juga
kerap memberikan hukuman dan bersikap mengintimidasi mahasiswa saat
perkuliahan. Tiga orang mahasiswa pernah ditampar Dosen yang bernama Kusnandar
saat di kelas.
Penyebabnya,
ketiga mahasiswa tersebut terlihat sedang merokok oleh Kusnandar di GOR Satria
saat di luar perkuliahan. “Sambil mengucapkan dasar calon guru asu!, terus kami
ditampar di depan mahasiswa lain,” katanya saat menceritakan perlakuan buruk
dosennya.
Kata-kata
kasar kerap diucapkan dosen Kusnandar, terutama ketika mahasiswa tidak
melakukan dengan benar sesuai yang diperintahkan. “Paling sering dosennya
bilang brengsek mba,” kata salah seorang mahasiswa lainnya.
Mahasiswa
tetap menuntut agar diadakan audiensi yang mempertemukan antara dosen dan
mahasiswa ke pihak rekorat. Bagi mereka, pembinaan saja tidak cukup untuk
membuat dosen menjadi jera.
“Kami
inginnya dosen dipecat, karena ini kejadian udah yang kedua kali, dua angkatan
berturut-turut dosen melakukan tindakan melanggar akademik, ngga cukup kalo
hukumannya cuma pembinaan,” kata seorang mahasiswa lainnya. (MG-Fauzi Akmal Dhiatama/Khaerunisah)
Ed:
Triana Widyawati
Mahasiswa sekarang cemen2. Menurut saya wajar di prodil olahrga diberi hukuman fisik squat rool depan push up dll. ItUn juga untuk mendidik mahsiswanya itu sendri. Untuk mental dan kedisplinan mreka. Hadeh... Jaman saya kuliah hal sprti itu wajar. Krn saya sadar kalo itu semua untu membentuk karakter kita agar siap menghadapi tekanan dunia kerja stlah lulus nantinya. Hadehh mahasiswane mellow2....
BalasHapus