Refleksi 12 Tahun Kasus Munir Melalui Diskusi Film
Diskusi dan pemutaran ketiga film bertemakan "Pekan Merawat Ingatan" di Aula FISIP Unsoed, Kamis (29/9). (CAHUNSOEDCOM/Khaerunisah) |
Purwokerto, Cahunsoed.com - Kamis (29/9), Kasus
terbunuhnya aktivis HAM, Munir Said Thalib yang terjadi 12 tahun lalu, hingga
kini belum terungkap. Beberapa UKM dan Hima seperti LPM Solidaritas, SiAnak,
Sepakbola, Rhizome, KBMS, dan HIMAPOL, mengadakan pemutaran film bertemakan “Pekan
Merawat Ingatan” di Aula FISIP Unsoed, Kamis (29/9) siang tadi.
Pemutaran film ini didedikasikan untuk Munir,
mendesak negara untuk menuntaskan kasus Munir. Menurut salah satu pembicara,
Kepala Lab Sosiologi FISIP Unsoed Haryadi, melalui beberapa film tentang Munir
yang ditayangkan, hal ini membuat film bisa sebagai model untuk realitas.
Realita yang diperlihatkan Munir melalui film, bahwa memperjuangkan HAM harus
dilakukan untuk siapa saja.
“Film ini menunjukan sosok Munir sebagai pejuang HAM, dengan begitu siapa
pun bisa mengikuti semangat Munir,” kata Haryadi.
Selain itu, pemutaran ketiga film yang berjudul His
Story, Bunga yang Dibakar, dan Kiri Hijau Kanan Merah, sebagai bentuk kebebasan
berekspresi terutama untuk mengkritik kebijakan yang ada. Seperti yang
disampaikan Mochammad Zacky N S, pembicara dalam diskusi film ini. Menurut Zacky,
film sebagai alat propaganda pemerintah sudah ada sejak zaman orde lama, orde
baru, maupun pasca orde baru.
“Melihat film yang sekarang lebih ditujukan untuk
kebebasan berekspresi dan sebagai salah satu bentuk perjuangan,” katanya.
Munir sebagai pejuang HAM sekaligus pendiri Komisi
untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), diracuni saat menaiki
Pesawat Garuda dari Indonesia ke Amsterdam pada 7 September 2004 silam. Hingga
saat ini, pelaku utama atas terbunuhnya Munir belum juga terungkap.
Menurut salah satu peserta diskusi, Luthvera N
Pramesti, Ilmu Administrasi Negara 2014, sosok Munir bisa diteladani karena
konsistensinya memperjuangkan HAM. “Sebagai mahasiswa harusnya terinspirasi
dari sosok Munir. Totalitas itu diperlukan, yang penting konsisten dalam
memperjuangkan hak-hak manusia,” kata Vera. (Supriyatin)
Ed: Triana Widyawati
Posting Komentar untuk "Refleksi 12 Tahun Kasus Munir Melalui Diskusi Film"