FIKES Tak Kunjung Dibangun
Laporan Khusus
Oleh
: Fadilah Eldo dan Inadha Rahma Nidya
Sudah tiga angkatan, belum ada
penambahan gedung yang dilakukan, janji realisasi pembangunan belum dapat
dipastikan.
Salah satu yang menjadi keluhan
mahasiswa yakni tak adanya ruang sekretariat. Padahal UKM dan Hima telah
berdiri di Fikes sejak fakultas ini dibuka. BEM Fikes kini menempati bekas
ruang komunitas keperawatan sebagai sekre. Sedangkan UKM dan Hima harus mencari
kelas kosong terlebih dahulu untuk melaksanakan rapat dan kegiatan
keorganisasian. Presiden BEM Fikes, Budhi Kurniawan mengatakan, mahasiswa
sangat membutuhkan dan menunggu terpenuhinya kebutuhan fasilitas di Fikes.
“Kita menunggu pembangunan untuk sekre BEM dan UKM, gedung dekanat sama aula serba
guna, juga lapangan basket sama gedung belajar PJKR,” katanya.
Prodi PJKR yang identik dengan
kegiatan praktik olahraga tetap membutuhkan ruang kelas untuk mata kuliah
teori. Namun dua kebutuhan utama lapangan dan ruang kelas, sama-sama tidak
terpenuhi. Seringkali mahasiswa harus mencari ruang kelas yang kosong terlebih
dahulu sebelum perkuliahan. Jika semua ruang kelas terpakai, terpaksa dosen dan
mahasiswa mengantri hingga kelas yang sebelumnya selesai. Seperti yang
diungkapkan Ketua Hima PJKR Atep
Ridwan, “Kalau ada kelas tapi ruangannya dipakai yaudah kita harus tunggu sampai
kelas itu selesai,” kata Atep.
Hingga kini, tiga angkatan PJKR tetap merasakan
kondisi seperti itu. Dua ruang kelas di Gedung D PJKR dan Laboratorium Komputer
dipaksa mencukupi kebutuhan 145 mahasiswa.
Tak
berbeda dengan mahasiswa PJKR lainnya Muhamad Abdul Wahid, yang menyesalkan
pembayaran UKT yang cukup mahal tak sebanding dengan fasilitas yang mereka
dapatkan. “Fasilitas PJKR belum lengkap, ngajuin lari gawang aja katanya belum
keluar,” kata Mahasiswa PJKR 2015 ini.
Menurut Ketua Jurusan Kesehatan
Masyarakat (Kesmas) Arif Kurniawan, ruangan untuk memenuhi kebutuhan akademik
di Jurusan Kesmas juga masih minim fasilitasnya, bahkan tidak mencukupi.
Seperti ruangan aula, unit kerja misalnya GKM (Gugus Kendali Mutu), ruang
skripsi, saat ini belum ada di Jurusan Kesmas. Ruang seminar yang hanya satu, penggunaannya
berbarengan dengan Prodi Gizi, dan PJKR. Kurangnya ruangan juga membuat ruangan
dosen tidak dibagi berdasarkan peminatan.
Menurutnya, 6 peminatan di Kesmas
yakni Kesehatan Reproduksi, Analisis Kebijakan Kesehatan, Kesehatan Lingkungan,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Biostatistik, dan Promosi Kesehatan, idealnya
memiliki fasilitas masing-masing. Seperti contohnya ruang dosen yang dipisah
berdasarkan peminatan, satu laboratorium untuk satu peminatan, dan juga kelas.
Namun yang terjadi tak demikian, “Ruangan untuk peminatan nggak ada,” kata
Kajur Kesmas saat dikonfirmasi pada Senin (18/10) lalu.
Semua dosen ditempatkan pada satu
ruangan, yang kemudian dibatasi oleh sekat antar peminatannya. Akibat
terbatasnya ruangan, satu peminatan yang biasanya diisi oleh lima dosen, hanya
bisa menampung tiga hingga empat dosen.
Tak berbeda dengan kondisi yang
ada di jurusan lainnya, Jurusan Keperawatan juga mengeluhkan hal serupa. Fasilitas
yang serba terbatas membuat kegiatan akademik tak berjalan maksimal. Menurut
Kajur Keperawatan, Lutfatul Latifah, laboratorium untuk menunjang kegiatan
akademik mahasiswa masih sangat kurang. “Untuk
praktik anatomi, kami masih menumpang di Laboratorium Fakultas Kedokteran
sampai saat ini,” kata Lutfatul saat dikonfirmasi pada Senin (18/10).
Selain laboratorium, kelengkapan
lainnya untuk praktik anatomi seperti mannequin (alat peraga) juga tidak
memadai. Mannequin yang digunakan oleh Jurusan Keperawatan hanya berupa
lengan saja. Hal ini membuat mahasiswa terpaksa harus menggunakan mannequin
seadanya. Menurut Lutfatul idealnya untuk praktik harus ada seluruh bagian
tubuh mannequin. “Kita selalu pakai mannequin
yang lama, padahal sudah tidak layak untuk digunakan,” katanya.
Pihak Dekanat
Fikes yang ditemui diruangannya menuturkan, ketiadaan pembangunan di Fikes dikarenakan
terlambatnya waktu pengajuan ke ULP (Unit Layanan Pengadaan) sehinga tidak bisa
dilanjutkan ke tahap pelelangan. Saat itu, pengajuan dilakukan pada bulan
Agustus sementara proses pelelangan membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Bulan
September dirasa terlalu mepet menuju akhir tahun dan membuat pihak Dekanat Fikes
tidak berani mengambil resiko. “Kita tidak mau ambil resiko, jadi kami tarik
kembali. Kami berharap tahun depan (red:2017) tidak terlambat,” kata Dekan
Fikes Warsinah saat ditemui di ruang dekanat yang masih menginduk di Gedung
Magister Manajemen pada (24/11) lalu.
Pengajuan gedung dekanat, ruang kelas
PJKR, dan pembangunan aula pun akan tetap diajukan kembali. Dekan Fikes
memastikan bahwa pembangunan pasti dilakukan jika dana dan perencanaan turun diawal,
“Kami pasti akan melangsungkan pembangunan seperti yang sudah direncanakan,” imbuhnya.
Sementara itu Wakil Rektor Bidang
Perencanaan, Kerjasama& Humas Unsoed, Sigit Wibowo, juga menjanjikan
pembangunan yang tertunda akan dibangun tahun 2017. “Semua fakultas yang sudah
gagal tahun kemarin, akan diajukan lagi tahun depan (red: 2017),” kata Sigit
ketika ditemui di ruangannya pada Selasa (27/12).
Janji Rektorat untuk membangun fakultas
yang membutuhkan belum dapat dipastikan. Alasan kegagalan terdapat di pihak
eksternal, Unsoed tak mau bertanggung jawab. Untuk pemenuhan fasilitas fisik
saja Unsoed masih kesusahan mewujudkannya, apalagi memenuhi kualitas
pendidikan.*
Posting Komentar untuk "FIKES Tak Kunjung Dibangun"