Organisasi Mahasiswa dan Fasilitasnya yang Tidak Mendukung
Pengadaan
Barang UKM/HMJ Masih Belum Terealisasi dan Bukan Jadi Prioritas Unsoed
Sekretariat mahasiswa Fisip Unsoed (Cahunsoedcom/Fadillah Eldo Abimanyu) |
Purwokerto, Cahunsoed.com-Jumat
(15/12), Berdasarkan UU No 12 Tahun 2012 pasal 14 ayat 1 dituliskan bahwa mahasiswa
mengembangkan bakat, minat, dan kemampuan dirinya melalui kegiatan kokurikuler
dan ekstrakurikuler sebagai bagian dari proses Pendidikan. Tingkat kepedulian
perguruan tinggi/institusi terhadap kegiatan kemahasiswaan pun juga menjadi
pertimbangan.
Berdasar
hasil pemeringkatan yang dilakukan Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi (Ristekdikti), Universitas Jendral Soedirman (UNSOED) menduduki
peringkat 200 dengan score 0,22 dalam
komponen kemahasiswaan.
Organisasi
mahasiswa yang terbentuk dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Himpunan
Mahasiswa (HIMA) merupakan wadah untuk mengembangkan diri. Namun, belasan
UKM/HMJ FISIP Unsoed harus terbatasi kegiatannya oleh fasilitas yang tidak
mendukung.
Pengadaan
barang dari tahun ke tahun tak kunjung terealisasi membuat mahasiswa kecewa
berkali-kali.
Salah
satu Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Administrasi Negara (HMJAN), Syifa
Ni’matun Nida mengeluhkan pada pihak fakultas yang mengajukan barang-barang
untuk keperluan sekre saja tidak terealisasi. Padahal, pengajuan barang sudah
dilakukan sejak periode BEM 2016. Kata Syifa, Fakultas menuntut hima untuk
berprestasi dan membuat kegiatan skala nasional, namun tidak didukung oleh fasilitas yang
memadai. Barang-barang yang umum disediakan fakultas saja tidak terpenuhi, tapi
malah menjadi tanggungan hima itu sendiri. Lemari buku, gorden, terminal,
frame, dan karpet.
“Pemberian dana 4 juta untuk UKM/HMJ saja
sangat kurang. Kita keteteran dan harus nyari dana lagi,” katanya.
Relasi
Musik Fisip (Remoef) yang merupakan UKM musik FISIP Unsoed dalam penampilannya
di beberapa tempat bahkan harus menyewa sendiri alat musiknya menggunakan duit
kas. Ditambah dengan Keadaan sekretariat yang tertutup dan pengap karena
pendingin ruangan yang rusak. Padahal, permintaan pengadaan pendingin ruangan
baru sudah diajukan sejak tahun 2014, namun sampai sekarang masih belum
disetujui oleh pihak dekanat.
“Kita
udah coba perbaiki pake duit kas, tapi rusak-rusak juga, daripada rusak lagi ya
ngajuin aja,” kata Muhammad Najmudin, Ketua UKM Remoef, saat di wawancarai di
ruang sekretariat yang terdapat alat-alat musik.
Kegiatan "Dance With Us" yang diadakan UKM Artual Dance Club, Jumat (15/12) (Cahunsoedcom/Fadillah Eldo Abimanyu) |
Tak
hanya pengadaan barang yang bermasalah, sekretariat UKM Refleksi sering
mengalami banjir karena meluapnya air dari kamar mandi sekretariat bersama
(Sekber).
Keadaan
sekre yang tergenang air berkali-kali membuat UKM fotografi FISIP Unsoed
(Refleksi) harus mengamankan barang-barang ke tempat yang lebih tinggi.
Ketua Refleksi, Faishal Ihsan, mengatakan kondisi sekre yang sering bocor membuatnya bingung untuk mengamankan barang-barang yang banyak. Sebelumnya, UKM refleksi sudah mengajukan pengadaan barang seperti lemari untuk mengamankan barangnya, namun pihak dekanat tidak menyetujui pengadaan barang tersebut.
Ketua Refleksi, Faishal Ihsan, mengatakan kondisi sekre yang sering bocor membuatnya bingung untuk mengamankan barang-barang yang banyak. Sebelumnya, UKM refleksi sudah mengajukan pengadaan barang seperti lemari untuk mengamankan barangnya, namun pihak dekanat tidak menyetujui pengadaan barang tersebut.
“Sekre
itukan udah sering tergenang air lebih dari 3 kali, kita mau mengamankan barang
gatau dimana karena ga ada tempatnya,” katanya.
Pengajuan
barang UKM/HMJ yang digabung menjadi satu list
dan diwakilkan oleh BEM FISIP untuk diajukan ke dekanat sebelumnya diminta
untuk dilakukan revisi. Menurut Presiden BEM
FISIP Unsoed, Luthfi Ramdhani, mengatakan revisi list pengajuan barang ini karena permintaan dari dekanat untuk
mempermudah dalam pencairan dengan melakukan perseragaman barang. “WD 2 minta
barang yang diajuin lebih spesifik dan diseragamin,” katanya.
Kebutuhan
masing-masing UKM dan HMJ beragam. Wakil dekan 2 yang meminta keseragaman
pengajuan barang dianggap tidak rasional. Menurut Demang SiAnak, Kevin Rudolph
M, mengatakan pengajuan barang yang dilakukan masing-masing UKM dan HMJ tidak
bisa disamaratakan, karena memiliki kebutuhan yang berbeda. “Barang yang
dibutuhkan Remoef, KMPA, Solidaritas, dan SiAnak akan berbeda-beda pastinya,”
Fasilitas Pembelajaran pun Tidak
Maksimal
Wakil
Dekan 2, Muslih Faozanudin, mengkonfirmasi jika barang-barang yang belum
terealisasi karena dari kampus sendiri lebih memprioritaskan anggaran untuk
mendukung fasilitas pembelajaran. “Kalau minta LCD untuk kelas, AC untuk kelas,
itu boleh,” katanya.
Namun
pada kenyataannya di ruang empat dengan kapasitas lebih dari 100 orang hanya
diisi satu pendingin ruangan. Kemudian, di ruang 13 ada bangku ya ng kayunya
rusak karena copot bagian untuk sandarannya.
Salah
satu mahasiswa Sosiologi 2015, Ghozian Firdausi Husna, mengatakan fasilitas
pembelajaran yang dirasakan sejak awal masuk kuliah tidak mengalami
peningkatan. “Ruang kelas dari awal masuk gitu-gitu aja, masih panas, proyektor
juga gak bener. Kadang mati sendiri, kadang tulisannya jadi gajelas gara-gara
warnanya kerubah sendiri,” katanya.
Untuk
Tahun 2018 nanti wakil dekan 2 mengatakan kegiatan mahasiswa masih belum jadi
prioritas. “Kegiatan mahasiswa masih belum jadi prioritas, kita masih fokus
fasilitas pembelajaran,” katanya.
(Supriyatin)
Posting Komentar untuk "Organisasi Mahasiswa dan Fasilitasnya yang Tidak Mendukung"