Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perjuangan #SoedirmanMelawan Belum Berakhir

Oleh : Triana Widyawati

\Banner yang dipasang oleh massa aksi #SoedirmanMelawan yang menolak kenaikan UKT dan uang Pangkal (UP), Kamis (16/6). Cahunsoed.com/Candra Darmawan

Aksi menolak Kenaikan UKT dan Uang Pangkal 2016 diawali ketika usulan nominal UKT 2016 tidak melibatkan mahasiswa. Dekanat berdalih, surat perintah untuk menghitung UKT 2016 hanya diberikan waktu tiga hari, yang diselingi hari libur. Alhasil, tanpa melibatkan mahasiswa, usulan nominal UKT 2016 dikirimkan ke pusat pada 10 Maret 2016.


Audiensi Kenaikan UKT dan penambahan level 8 di FIKES,
Senin (28/3). Cahunsoed.com/Magang-Anggara
Beberapa mahasiswa meminta untuk diadakannya audiensi. Hal ini untuk membahaskan mengenai kejelasan level dan nominal ukt yang akan dikirimkan ke pusat. Audiensi hanya berupa penjabaran alasan nominal naik di level 8. Beberapa nominal didapat dari hasil perkiraan kebutuhan semester depan seperti yang terjadi di FISIP. Sedangkan yang lain, level 8 ini sebagai ajang berlomba-lomba memasukan nominal tertinggi agar kebutuhan fakultas terpenuhi.


Audiensi Kenaikan UKT dan penambahan level 8 di MIPA, 
Selasa (29/3). Cahunsoed.com/Triana Widyawati
Usulan telah dikirimkan , mahasiswa tak dilibatkan, sekalinya ada sosialisasi hal itu tak mengubah apa-apa. Kecewa dengan pihak fakultas, akhirnya sekumpulan mahasiswa mencoba membentuk aliansi yang menginginkan agar tuntutan mereka didengarkan. Pertemuan pertama aliansi ini belum punya nama. Namun pembahasan dilakukan dengan penjabaran permasalahan tiap fakultas. Isu besar yang diangkat tetap berfokus pada UKT.


Dok. Penelitian dan Pengembangan LPM SOLIDARITAS
Adhyatma Riyanto, Mentri Sosial dan Politik BEM Unsoed
sedang berbicara saat aliansi Soedirman Melawan, Jumat(10/6).
Cahunsoed.com/Triana Widyawati
Akhirnya pada pertemuan selanjutnya pembahasan mulai dikerucutkan mengenai kenaikan UKT, ditambah uang pangkal yang diperkuat dengan adanya SK Rektor. Setelah pertemuan di PKM Senin (13/6) kemarin, mahasiswa mulai menyepakati nama aliansi yang digunakan yakni SoedirmanMelawan. Untuk memperlancar jalannya aksi, Soedirman Melawan membentuk beberapa tim, yakni tim riset dan tim kampanye.


Beragam bentuk ekspresi penolakan kenaikan ukt dan uang pangkal dilakukan di berbagai fakultas. Pemasangan banner di sudut-sudut fakultas memperlihatkan mahasiswa kecewa dengan ukt 2016 yang nominalnya terus melambung, ditambah adanya uang pangkal yang akan diberlakukan di jalur mandiri. Tak hanya di fakultas, bentuk ekspresi lainnya juga dipajang di sekitar jalan kampus, PKM, dan berbagai tempat kegiatan mahasiswa.


Di tengah bulan ramadhan, SoedirmanMelawan tetap melancarkan aksinya melakukan propaganda untuk memasifkan isu. Banner yang sudah dipasang, tiba-tiba pagi harinya dicopot oleh petugas keamanan. Menyusul banner-banner lain yang dipasang di fakultas diperintahkan oleh Rektor Unsoed untuk dicopot. Hanya FISIP, FE, dan FMIPA yang bertahan dengan bannernya, dan Fabio yang bertahan dengan muralnya.

Rabu (15/6) malam, teklap untuk aksi SoedirmanMelawan dilaksanakan di PKM. Pendopo PKM dipenuhi mahasiswa tiap fakultas untuk menyuarakan keresahan mereka, sekaligus untuk memantapkan kesiapan mereka untuk aksi besar menolak kenaikan ukt dan uang pangkal.

Kamis pagi, mahasiswa tiap-tiap fakultas rehat dari perkuliahan, semuanya berkumpul memakai jas alamamater untuk melakukan aksi. Longmarch dilakukan dari PKM menuju gedung rektorat unsoed. Demi menyemangati massa aksi SoedirmanMelawan, yel-yel penolakan ukt dan uang pangkal pun terus diteriakan.

Sampai di rektorat massa semakin banyak. Dengan beragam atribut meneriakan yel-yel untuk membuat rektor mau menemui mahasiswa. Salah satu yel-yel terkenal “Banyak pungli di kampusku, gara-gara rektor suka tipu-tipu.”

Hingga sore hari, rektor tak kunjung keluar. Sampai akhirnyaa Wakil Rektor III Prihananto, keluar menemui mahasiswa dan mengatakan jika rektor tak dapat menemui mahasiswa dikarenakan ada pekerjaan lain yang tak dapat ditinggalkan.

Mahasiswa yang telah menunggu seharian menjadi emosi hingga terlibat adu dorong bersama petugas keamanan. Alhasil, kaca rektorat pecah yang menyebabkan tiga mahasiswa dan dua satpam mengalami luka-luka terkena serpihan kaca.

Demi menginginkan untuk berdialog langsung dengan rektor, beberapa tim SoedirmanMelawan mengunjungi langsung rumah rektor. Rupanya Rektor Unsoed Achmad Iqbal berdiam di rumah bersama tim ahli hukum unsoed Noor Aziz dan Kuat Prayitno. Namun jawaban rektor yang terlontar justru, “Bodo amat mahasiswa mau aksi, kalo mau aksi sana ke BEM saja,” katanya.

Kecewa tak mendapati rektor unsoed di gedung rektorat, akhirnya SoedirmanMelawan memilih untuk melanjutkan aksi dengan menduduki gedung rektorat. Acara malam hari dilanjutkan dengan panggung kebudayaan. Beberapa teater dari tiap fakultas tampil untuk mengekspresikan kekecewaan mereka terhadap sikap rektor yang tak mau menemui mahasiswa. Malam harinya ditutup dengan menyanyikan lagu Darah Juang di depan foto Jenderal Soedirman dengan nyala lilin yang seadanya. Suasana yang hikmat untuk meratapi unsoed yang tak lagi sebagai kampus rakyat.

Hari Ke-2 #SoedirmanMelawan
Saat sahur, Wakil Rektor III Prihananto menyambangi mahasiswa yang tidur di rektorat. Ia menjanjikan rektor akan menemui mahasiswa Jumat pagi.

Audiensi bersama rektor unsoed dan jajarannya dimulai jam 10, meski awalnya dijanjikan wakil rektor III jam 9 pagi. Dengan dimoderatori Presiden Bem Unsoed Abdullah Muhammad Ihsan, dialog berjalan dengan pembahasan pertama mengenai uang pangkal.
Foto (audiensi sektor)

Pembahasan uang pangkal menghasilkan SK Rektor Universitas Jenderal Soedirman Nomor Kept.491/UN23/KM.02/2016 tentang uang pangkal bagi mahasiswa baru 2016 dicabut. “SK Rektor dicabut, tapi unsoed tetap menerima sumbangan dalam bentuk lainnya,” kata Achmad Iqbal.

Dokumen sk

Meski mahasiswa belum puas dengan jawaban dari rektor unsoed, namun dialog dilanjutkan ke pembahasan berikutnya mengenai UKT 2016. Rektor menyatakan jika ukt 2016 tidak akan dinaikan, tapi baru akan diberlakukan level 8 jika SK dari permendikti resmi dikeluarkan.

Mahasiswa pun keberatan dengan pernyataan rektor yang masih ngambang. Pasalnya beberapa mahasiswa di tiap fakultas yang diterima jalur snmptn justru mayoritas mendapatkan level 8.  Namun tanggapan mahasiswa ini tak ditanggapi rektor unsoed. Justru rektor langsung meninggalkan forum audiensi dengan alasan sudah melebihi jam kerja.

Suasana ricuh, saat rektor meninggalkan forum justru terjadi kerusuhan antara mahasiswa dengan petugas keamanan. Menurut kesaksian mahasiswa, salah seorang mahasiswa ada yang mendapat pukulan dari petugas keamanan.  Hal ini membuat keadaan semakin tidak kondusif.

Presiden BEM Unsoed Ihsan berusaha meredam massa yang tidak terkendali. Ia pun menyusul masuk ke dalam gedung rektorat untuk meminta rektor kembali menemui mahasiswa. Namun sesampainya di dalam, rektor sudah meninggalkan gedung rektorat.
Korlap aksi Adhyatma Ryanto akhirnya meminta seluruh mahasiswa untuk berkumpul setelah audiensi bersama rektorat. Ia pun tetap meminta SoedirmanMelawan untuk tetap  mengawal beberapa tuntutan yang belum terpenuhi bahkan belum tersampaikan pada rektor.

Tuntutan yang belum  terpenuhi yakni mengenai penolakan kenaikan UKT 2016, menolak adanya sistem UKT untuk mahasiswa yang telah menempuh 8 semester untuk S1 dan 6 semester untuk D3, menuntut transparansi UKT, menolak represifitas yang dilakukan universitas pada mahasiswa. “Kita akan terus melanjutkan aksi hingga tuntutan kita terpenuhi,” kata Ryan.

Aksi dua hari yang melibatkan seluruh elemen mahasiswa membuahkan hasil SK Rektor tentang uang pangkal dicabut. Namun perjuangan belum berakhir, masih ada tuntutan SoedirmanMelawan yang belum terpenuhi. Cucu-cucu Jenderal Soedirman siap dengan aksi selanjutnya yang lebih besar dari hari ini. Aksi ini bukan semata-mata kepentingan golongan, namun disatukan atas dasar  rasa keperihatinan. Kampus Rakyat yang didengung-dengungkan tak lagi memiliki kebijakan yang merakyat. Pungutan liar yang terus dilegalkan semakin menjerat cucu-cucu Jenderal Soedirman. Jangan salahkan jika suatu hari perjuangan menuntut keadilan akan lebih besar disatukan dalam #SoedirmanMelawan.


Posting Komentar untuk "Perjuangan #SoedirmanMelawan Belum Berakhir"