Perjuangan Ratusan Cleaning Service Unsoed Terus Berlanjut
Ratusan CS yang Melakukan Aksi Damai Di Depan Rektorat Unsoed Menuntut PT MKM |
Meski Sempat Mendapatkan Pesan
Bernada Ancaman, Ratusan Cleaning Service Unsoed Terus Memperjuangkan Haknya.
Purwokerto- Cahunsoed.com, Minggu (8/7), PT Mega Karya Mulia (MKM) belum juga
membayarkan THR dan gaji seluruh cleaning service (CS) Unsoed sejak Mei
hingga saat ini. Telatnya pembayaran gaji selama dua bulan terakhir bukan kali
pertama dialami CS. Sejak awal kontrak berlaku, MKM sudah melakukan
keterlambatan dalam memberikan hak para karyawannya. Hal tersebut dikeluhkan
langsung salah satu CS yang tidak bisa kami sebutkan namanya.
“Dari awal PT MKM sudah telat
memberikan gaji, kali ini yang paling parah telatnya, THR kemarin pun
belum dikasih,” katanya.
Selain itu pihak MKM tidak pernah
memberikan logistik keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja (K3) yang sesuai
dengan profesi. Selama enam bulan bekerja pengontrolan pun tidak pernah
dilakukan MKM. Bahkan, MKM sempat meminta para CS untuk memberikan ijazah
beserta KTP aslinya untuk ditahan.
“Semua CS selama ini tidak pernah
dikontrol pekerjaannya, kami para CS juga heran dengan hal itu. Bahkan, semua
CS juga pernah diminta MKM untuk memberikan ijazah dan KTP asli untuk ditahan
di Jogja, tapi kita menolak. Karena, takut sewaktu-waktu dibutuhkan,” kata CS.
Unsoed pun kurang memberikan
pengontrolan di lapangan, sehingga tidak tahu adanya permasalahan logistik K3.
Martono selaku PPHP yang menangani perjanjian dengan MKM akhirnya menghimbau
pada seluruh CS untuk melaporkan segala keluhan terkait kurangnya logistik dan
tidak adanya pemberian K3.
“Kalo memang ada logistik yang belum
cukup terpenuhi, seperti kebutuhan kebersihan dan alat pelindung bagi CS kebun
bisa langsung melapor ke saya. Karena sebelumnya, seragam CS yang sempat jadi
permasalahan juga kami bawa ke kejaksaan untuk diusut tuntas,” kata Soemartono
saat ditemui di ruangan PPK.
Tidak berhenti sampai di situ, BPJS
beberapa CS juga mendapatkan kendala. Salah satu CS, sempat kesulitan dalam
membayar biaya persalinan istrinya. Hal itu Selain dikarenakan gaji yang belum
juga dibayarkan, ia pun belum bisa mengakses jaminan sosial dari BPJS karena
belum diberikannya kartu oleh MKM. Padahal dengan BPJS ini akan sangat membantu
dirinya yang hanya digaji 850.000 setiap bulannya untuk membayar persalinan.
“Walaupun nominal BPJS memang nggak
seberapa, tapi sangat membantu karena gaji kami yang terbilang kecil. Beberapa
dari kita bahkan ada yang belom dikasih kartunya,” katanya.
Cerita lain juga datang dari salah
satu CS yang harus menjual barang-barang pribadinya seperti tabung gas, telepon
seluler, dan barang lainnya. Uang hasil penjualan itu dipergunakan untuk ongkos
transportasi dari rumah menuju Unsoed yang lumayan jauh. Hal itu tetap
dilakukan meskipun gaji belum dibayarkan MKM.
“Itukan tanggung jawab, bagaimanapun
caranya ya dilakukan agar bisa ke Unsoed untuk menyelesaikan tugas
bersih-bersih,” kata salah satu CS.
Dengan banyaknya permasalahan, CS
pun memberanikan diri untuk mengadukan hal ini pada dinas ketenagakerjaan dan
pihak DPRD pada 9 Juni. Seperti pepatah “Sudah jatuh, tertimpa tangga” CS
justru mendapatkan pesan singkat bernada ancaman yang dikirimkan oleh Direktur
Utama PT MKM, Retno Damayanti. Dalam pesan itu tertulis “Nanti habis lebaran…
saya binasakan yang melapor”.
Berkali-kali MKM berjanji, berkali-kali
pula MKM mengingkari. MKM sempat berjanji akan melunasi seluruh pembayaran gaji
yang telat dan THR sampai dengan batas H-7 lebaran. Namun sampai pada hari
raya, para CS terpaksa merayakan lebaran tanpa gaji dan THR. Lebaran berlalu,
MKM kembali berjanji akan membayarkan seluruh gaji dan THR setelah H+7 lebaran.
Namun tanpa merasa bersalah pihak MKM kembali mengkhianati perjanjianya untuk
membayar seluruh gaji dan THR para CS.
Banner yang Dipasang CS Saat Melakukan Aksi Damai (Foto: CS Unsoed) |
Aksi damaipun dilakukan CS pada 21
Juni lalu dengan pengawasan pihak kepolisian. Dalam aksi tersebut CS menuliskan
tuntutannya di atas kertas dan banner yang dibentangkan depan gedung rektorat.
Para CS menuangkan segala keresahan terkait pemenuhan hak dan menuntut pihak
MKM untuk segera menyelasikan kewajibanya. Setelah adanya aksi damai tersebut,
kami langsung menghubungi Direktur PT MKM tapi dirinya tetap enggan
mengkonfirmasi.
Pertemuan Antara CS dengan Pihak Unsoed Di Depan Gedung Rektorat (Foto: CS Unsoed) |
Ketua PPK sekaligus Wakil Rektor
Bidang Keuangan periode 2014-2018, Nurul Anwar, baru melayangkan surat
peringatan pertama untuk MKM persis setelah aksi damai CS selesai.
Pada 29 Juni lalu, pihak Unsoed yang
didampingi pihak kejaksaan baru bisa membuat MKM datang ke kampus Unsoed. Pada
hari itu Unsoed membuat berita acara yang berisikan, bahwa MKM menyanggupi
untuk melengkapi semua persyaratan administrasi dalam kurun waktu satu minggu.
Jika MKM kembali melanggar, surat peringatan kedua akan dilayangkan Unsoed pada
9 Juli mendatang.
“Kita beri waktu sampai tanggal 6,
jika belum dibayar juga terpaksa akan mengirim surat peringatan kedua,” kata
Oedjijono dari PPK.
Reporter: Galang Kris Nanda,
Johannes Surbakti, Supriyatin
Penulis: Supriyatin
Editor: Galang Kris Nanda
Posting Komentar untuk "Perjuangan Ratusan Cleaning Service Unsoed Terus Berlanjut"