Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Refleksi “Satu Kursi Tiga Penghuni” Terhadap Psikologi Manusia

 

Rahasia tiga orang mata-mata, mengalami kepedihan atas kematian keluarganya yang dibunuh saat agresi militer II disampaikan pada pentas “Satu Kursi Tiga Penghuni”


Purwokerto, Cahunsoed.com – Minggu (21/7), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Terjal Universitas Gadjah Mada menunjukkan pentas berjudul “Satu Kursi Tiga Penghuni” karya Gati Andoko sebagai refleksi terhadap psikologi manusia. Pementasan ini dihadiri oleh berbagai kalangan mahasiswa dan masyarakat pada Sabtu (20/7) di Gedung Kesenian Soetedja Purwokerto.

 

Pementasan bentuk lakon menyampaikan tentang psikologi seseorang yang terganggu oleh peristiwa tragis. Sebagaimana disampaikan oleh sutradara pentas, Lutfi Dwi Kurniawan, “Agresi Militer II sebagai alat untuk menyampaikan pesan psikologis seseorang yang terganggu,” ucapnya.

 

Sebagai dukungan, teori psikologi menurut Nisbett dan Wilson (1977) menyatakan orang tidak memiliki masalah dalam memberikan pembenaran atas tindakan mereka. Dalam kenyataannya, orang-orang seperti ini sama sekali tidak menyadari penyebab sebenarnya dari perilaku mereka.

 

Realisasi teori tersampaikan pada sinopsis tentang tiga mata-mata yang berjuang demi negara, telah dibunuh. Mereka berasal dari berbagai trauma dan kepedihan. Suami, ayah, dan ibu mereka telah mati secara tidak layak. Hingga akhirnya mereka juga harus mati, karena terlalu banyak yang mereka ketahui.

 

Baca juga : https://cahunsoed.com/disfungsi-orientasi-keluarga-sebabkan-lunturnya-watak-anak/

 

Menurut salah satu aktor, Ariq, mengatakan terdapat pesan tentang seseorang memprediksi kematian yang akan datang. “tiga aktor memiliki peran untuk memata-matai Badan Intelejen Negara (BIN) sebagai kunci utama agresi militer II, tindakan mereka sebagai pembenaran terhadap kematian yang sudah diprediksi,” ujarnya.

 

Namun, salah satu mahasiswa mengatakan bahwa pesan dalam pentas ini belum tersampaikan. Menurut Ketua UKM Teater Teksas, Pasya Alfalaqi, “saya belum terlalu mendapatkan pesan yang disampaikan dalam pentas ini, tetapi saya mendapatkan hal yang menarik, yaitu perihal memaksimalkan setting yang ada,” ujarnya.

 

Pementasan ini mendapat dukungan dari Djarum Foundation yang kerap memberi sponsor pada ajang dan kelompok seni. Termasuk teater Terjal yang melakukan pementasan keliling Jawa Tengah. Pementasan selanjutnya diadakan di daerah Salatiga.


Reporter: Gufinda Risman

 

Penulis: Gufinda Risman

 

Editor: Erina Meila Hardianti


Posting Komentar untuk "Refleksi “Satu Kursi Tiga Penghuni” Terhadap Psikologi Manusia"