Libur Karena Pandemi, Bagaimana Kabar Kantin Unsoed?
![]() |
“Walaupun
tiap hari buka masih belum bisa menutup biaya sewa. Ya sekedar ikut makan, lah. Dibilang kurang tapi tiap hari masih bisa makan.
Dibilang lebih ya tidak bisa menabung,” ujar Trini, salah seorang pedagang di
FPIK.
Purwokerto - Cahunsoed.com, Selasa (8/12) Pandemi yang terjadi
secara tiba–tiba membuat semua aktivitas perkuliahan dilakukan secara daring.
Selain mahasiswa, pedagang kantin juga ikut merasakan dampak kuliah daring.
Permasalahan yang terjadi cukup beragam mulai dari sepinya pembeli hingga
terpaksa tutup walau sudah terlanjur membayar uang sewa. Hal senada dikeluhkan
oleh Endah Sukiwati, salah satu pedagang kantin di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu
Politik (FISIP).
“Iya karena pandemi jadi libur tiga
bulan. Kemarin sudah terlanjur membayar sewa jadi eman–eman (red : rugi)
kalau ngga buka, karena ngga ada pemasukan sama sekali,” ujarnya.
Keluhan yang sama juga dirasakan
Trini, pedagang kantin di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) yang
mengharapkan keringanan biaya sewa. Ia menyebutkan yang penting hari ini bisa
makan ialah hal yang dia syukuri.
“Walaupun tiap hari buka masih belum
bisa menutup biaya sewa. Ya sekedar ikut makan, lah. Dibilang kurang
tapi tiap hari masih bisa makan. Dibilang lebih ya tidak bisa menabung,”
ujarnya.
Pandemi ini membuat banyak kantin
terpaksa harus tutup. Agar tetap mendapatkan pemasukan, tak sedikit dari mereka
yang terpaksa melakukan pekerjaan sambilan untuk tetap menyambung hidup.
Sumudirosin, pedagang kantin di Fakultas Biologi bercerita selama kantin tutup
dia bekerja sambilan dengan membuat masker kain.
“Karena basic aslinya saya
penjahit, jadi saya ikut usaha di bidang masker sehingga sedikit-sedikit bisa
membantu ekonomi saya yang cukup terpuruk kemarin,” ujarnya.
Permasalahan tak berhenti hanya dari
pemasukan yang berkurang secara drastis. Masih belum jelasnya Universitas
Jenderal Soedirman (Unsoed) dalam meberikan keringanan biaya sewa dipertanyakan
oleh Samsong Hadi Siswanto, salah satu pedagang kantin di Fakultas Teknik yang
dikelola oleh Badan Pengelolaan Usaha (BPU).
“Keputusannya sih belum tahu.
Saya menunggu hingga April. Kalau ditagih lagi berarti tidak ada keringanan,”
ujarnya.
Berbeda nasib dengan kantin di
Fakultas Teknik, kantin yang berlokasi di Kantor Pusat Admnistrasi Unsoed yang
juga berada dibawah pengelolaan BPU justru mendapatkan kelonggaran.
“Diundur bayarnya. Biasanya bayar
bulan November sekarang diundur jadi Januari tapi harga sewanya tetap sama,”
ujar kata Rini salah satu pedagang di Kantin Pusat Administrasi.
![]() |
Infografis pemetaan biaya sewa kantin di Unsoed (Cahunsoed.com/Nadinta Zulfa) |
Masalah kesulitan pembayaran sewa
kantin akibat COVID-19 sudah terdengar sampai ke telinga rektor. Namun, sampai
saat ini belum ada tindakan tegas dari Rektorat. Bahkan, rasa empati sama
sekali tidak ditunjukan rektor kepada para penyewa kantin kampus.
“Tinggal melakukan pengajuan saja ke
Dekan atau Rektor. Itu kan bagian dari resiko usaha. Mungkin nanti tahun depan
bisa mengajukan keringan biaya sewa, tapi kalau sekarang uangnya dikembalikan
ya tidak bisa kan itu resiko usaha,” ujar Suwarto saat kami temui di Gedung
Rektorat Unsoed.
Polemik yang dirasakan pedagang
kantin mengenai keringanan biaya sewa saat pandemi ini merupakan buntut masalah
dari perbedaan dalam pengelolaan kantin di Unsoed. Kami mencoba menemui Kepala
BPU Unsoed, Agus Suroso sebagai pihak yang berwenang untuk menjawab
permasalahan ini. Namun jawaban nihil kami dapatkan atas kebungkaman yang ia
berikan.
Akhirnya kami menemui pihak lain
yang bisa menjawab pertanyaan kami. Sekertaris BPU, Waluyo Handoko mengaku
kantin yang berada dibawah pengelolaan BPU hanya Kantin Pusat Administrasi,
Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa), dan Fakultas Teknik. Sedangkan sisanya
diurus oleh fakultas masing–masing.
“Masalah ini memang jadi polemik.
Tidak semua kantin diserahkan ke kita. Secara normatif, aset kantin yang
dikelola BPU itu hanya kantin yang ada di kantor Pusat, Rusunawa, dan Fakultas
Teknik. Karena yang ada di Surat Keputusan (SK) kami hanya itu,” ujarnya.
Waluyo menambahkan BPU tidak
mendapatkan pendapatan dari uang kantin. BPU hanya bertugas mencatat pemasukan,
lalu pendapatan itu akan langsung masuk ke rekening Rektor. Selain
masalah belum adanya SK, menurut Waluyo ada beberapa fakultas yang tidak rela
kantinnya ditangani BPU.
“Memang ada fakultas yang tidak
berkenan kantinnya dikelola BPU. Mereka “merasa” sudah membangun dan menjadi
salah satu pendapatan fakultas. Padahal sekarang semua pendapatan langsung
masuk ke rekening Rektor,” ujar Waluyo.
Carut marut dalam pengelolaan, baik
dari regulasi maupun sistem yang dibuat masih belum ada kejelasan. BPU dan
fakultas sebagai pihak penyedia fasilitas hanya bisa saling melempar
tanggungjawab.
Reporter : Huqqy Pratanda, Farhan
Fauzi, Adhytia Mahendra
Penulis : Huqqy Pratanda
Editor : Laksmi Pradipta Amaranggana
Posting Komentar untuk "Libur Karena Pandemi, Bagaimana Kabar Kantin Unsoed?"