Meninjau Pelaksanaan Perkuliah Hybrid Unsoed, Sudahkah Berjalan dengan Semestinya?
Ilustrasi (Cahunsoedcom / Yulma Rosmawati) |
Purwokerto – Cahunsoedcom, (18/3/2022).
Setelah melangsungkan perkuliahan hybrid pada semester ganjil,
Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) kembali melangsungkan perkuliahan
hybrid semester genap tahun akademik 2021/2022 sesuai dengan surat edaran
rektor Nomor 12/UN23/PK.01/2022. Hal yang membedakan dari perkuliahan hybrid
pada semester genap ini salah satunya yaitu peserta perkuliahan luring
diwajibkan bagi seluruh mahasiswa angkatan 2020/2021 yang berasal dari seluruh
wilayah dengan syarat melakukan karantina selama 14 hari sebelum melaksanakan
perkuliahan. Sementara itu, peserta yang mengikuti perkuliahan luring pada
semester ganjil hanya dibatasi bagi mahasiswa angkatan 2020/2021 yang berasal
dari Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Purbalingga.
Pada kenyataannya, perkuliahan hybrid
sudah dilaksanakan selama hampir setengah dari semester genap, tetapi hanya
sedikit dari peserta mahasiswa angkatan 2020/2021 yang sudah melaksanakan
perkuliahan luring. Berdasarkan survei yang telah dilakukan oleh LPM
Solidaritas, sekitar 36,2% sudah menjalankan kuliah luring dan sisanya 63,8%
masih menjalankan kuliah daring. Hal tersebut lantaran kebijakan dari beberapa
fakultas menggunakan sistem shift, seperti halnya di FISIP. Dijelaskan pada
surat edaran FISIP Nomor B/667/UN23.10/PK.01/2022 yang menyebutkan bahwa
perkuliahan dilaksanakan bergiliran dengan sistem ganjil/genap.
Terkait kebijakan hybrid, beberapa
fakultas menerapkan kebijakan yang berbeda-beda sehingga membuat mahasiswa
merasa kebingungan, khususnya mahasiswa yang berasal dari luar kota. Lain
halnya dengan Fakultas Peternakan, menurut keterangan Novie Andri S, selaku
wakil dekan bidang akademik dari Fakultas Peternakan, sosialisasi menjadi salah
satu kunci dalam pelaksanaan kuliah hybrid. "Sosialisasi yang
paling utama karena bagaimana kita mensosialisasikan perkuliahan luring ini,
persiapan ruangan untuk pembelajaran dengan adanya tim supporting,
operator, panitia yang bertugas mempersiapkan perkuliahan luring ini". Hal
tersebut didukung oleh pernyataan dari Irfan, salah satu mahasiswa Fakultas
Peternakan, "Terkait praktikum mahasiswa mayoritas luring, tetapi ada
beberapa praktikum yang dilaksanakan secara daring. Mahasiswa diwajibkan ikut
luring minimal lima kali. Untuk pemberitahuan luring atau daring dalam
praktikum diinfokan dari lama bersamaan dengan surat edaran dekan".
Perkuliahan hybrid mendapat
dukungan dari mahasiswa. Antusiasme mereka dalam perkuliahan luring sangat
tinggi terutama bagi mereka yang belum pernah merasakan kuliah di kampus.
"Lebih memilih untuk menjalankan perkuliahan secara tatap muka langsung
atau luring/hybrid. Hal ini disebabkan jika perkuliahan dilakukan secara
daring terus menerus, maka mahasiswa menjadi kurang disiplin. Selain itu,
perkuliahan tatap muka langsung dianggap lebih efektif karena mahasiswa lebih
memahami apa yang dijelaskan oleh dosen dan dapat bertanya langsung dengan
lebih mudah tanpa adanya gangguan jaringan dan sebagainya. Alasan lainnya
adalah dalam mengerjakan tugas, mahasiswa yang masih melaksanakan perkuliahan
daring lebih kesulitan dalam mencari referensi untuk bacaan maupun pendukung tugas,"
ucap Windi sebagai salah satu mahasiswi FMIPA.
Dalam pelaksanaan perkuliahan luring,
masing-masing fakultas membentuk dan memperkuat tim kesehatan dan keselamatan
fakultas (satgas Covid-19) untuk menerapkan SOP protokol kesehatan. Seperti
salah satu fakultas yang menerapkan SOP protokol kesehatan yaitu Fakultas Ilmu
Budaya. "SOP perkuliahan luring di FIB seperti mencuci tangan, memakai
masker, menjaga jarak, penyemprotan menggunakan disinfektan, waktu istirahat
yang diperpanjang, memperbolehkan dosen untuk mengakhiri kelas 15 menit lebih
awal dari jadwal yang sudah ditentukan dengan tujuan untuk penyemprotan ruang
kelas kembali, scan barcode peduli lindungi supaya tidak menunjukkan lagi
sertifikat vaksin, pengecekan suhu badan, serta menyediakan petunjuk pintu
masuk, pintu keluar,” ujar Ely Triasih Rahayu, selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik Fakultas Ilmu Budaya.
Pelaksanaan perkuliahan hybrid ini
tidak selalu berjalan dengan lancar karena masih terdapat beberapa kendala.
Kendala tersebut dapat berupa kendala teknis maupun kendala non teknis. Kendala
teknisnya seperti dari kurangnya sirkulasi udara dan pencahayaan dalam ruangan,
jaringan internet yang tidak stabil, eldiru yang terkadang bermasalah, serta
masalah pengoperasian alat-alat pembelajaran oleh dosen. "Mungkin itu
kendala awal. Alatnya kan baru, jadi perlu adaptasi. Dosen kan tidak seperti
para mahasiswa yang lebih berani mencoba-coba teknologi. Keberanian untuk
bereksperimen mereka berbeda dengan para mahasiswa”, ucap Alizar Isna, salah
satu dosen FISIP yang mengajar kuliah luring.
Sedangkan, kendala non teknisnya, adanya
mahasiswa atau dosen yang terpapar Covid-19 membuat perkuliahan hybrid
bisa diberhentikan sementara dan akan di lanjut jika sudah tidak ada atau
kecilnya jumlah kasus yang terpapar Covid-19. Pasalnya, positivity rate
Covid-19 di Unsoed terhitung tinggi sebesar 32,1% dengan jumlah spesimen yang
diperiksa dan jumlah hasil PCR yang positif mengalami pengingkatan signifikan
di minggu kedua bulan Februari 2022.
Dengan adanya berbagai kebijakan dan
keterangan dari sivitas akademika terkait peralihan dari yang tadinya luring
menjadi hybrid lagi, bisa disimpulkan bahwa kebijakan-kebijakan yang
dibuat merupakan upaya pihak kampus dalam meminimalisasi yang terdampak
Covid-19. "Kita masih fleksibel kebijakannya sesuai dengan kondisi dosen
siap atau tidak untuk hybrid. Yang perlu temen-temen pahami, situasi seperti
ini kan sangat dinamis ya dan tidak terkontrol juga. Barangkali kita bisa
mengupayakan prokes di kampus, tetapi setelah temen-temen keluar dari kampus,
kita kan tidak tahu kan. Artinya, temen-temen mahasiswa mungkin agak lengah
ketika sedang berkumpul dengan teman. Diharapkan kuliah kedepannya lebih
efektif tanpa adanya tambahan kasus-kasus sivitas akademika," imbuh Alizar
Isna.
Penulis: Mg-Alfina
Reporter:
Editor: Laely Arifah, Anisa PMC
Posting Komentar untuk "Meninjau Pelaksanaan Perkuliah Hybrid Unsoed, Sudahkah Berjalan dengan Semestinya?"