Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Iuran Wajib Anggota Himabisi KIP-K Unsoed Dipertanyakan: Kejelasan Penggunaan Dana Disorot

Cahunsoedcom/Indah Setiowati

Purwokerto, Cahunsoedcom – Himpunan Mahasiswa Bidikmisi (Himabisi) Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) menetapkan adanya Iuran Wajib Anggota (IWA) bagi seluruh mahasiswa Unsoed penerima KIP-K. Kebijakan ini berlangsung sejak Himabisi KIP-K Unsoed ditetapkan sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dengan Surat Keputusan (SK) Rektor pada tahun 2018. IWA dibayarkan sekali selama menjadi mahasiswa Unsoed, yang mana diatur dalam Anggaran Dasar (AD)/Anggaran Rumah Tangga (ART) Himabisi KIP-K Unsoed. 


Adanya sistem skema satu dan dua dalam pendanaan KIP-K tahun 2023 membuat perbedaan IWA tiap anggota. Mahasiswa yang mendapatkan skema satu wajib membayar Rp96.000, sedangkan penerima skema dua wajib membayar Rp48.000. Jumlah tersebut diambil dari 2% dana KIP-K tiap skema. Besaran IWA yang dibayarkan tentunya tidak disetujui semua pihak, hal ini diungkapkan oleh salah satu mahasiswa penerima KIP-K.  


“Kalau dipikir-pikir gede nggak sih, setiap anak yang dapat skema satu bayar Rp90.000, kalau dikumpulin, jadi jutaan, itu buat apa ya?” Ujar Ayu (nama samaran). 


Ketua Himabisi KIP-K Unsoed, Kuat Prayuga menyampaikan bahwa IWA dikembalikan lagi kepada anggota dalam bentuk pemberdayaan mahasiswa. Hal itu disampaikan saat diwawancarai oleh pihak LPM Solidaritas (Jumat, 22/3). Melalui keterangannya, bentuk pemberdayaan mahasiswa ini dapat berupa soft skill maupun hard skill. 


“Kita punya banyak kegiatan yang bersumber dari IWA, yakni, digital training, lomba esai puisi nasional, workshop event Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), yang mana kita memberikan tips bagaimana bisa sampai ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas),” tutur Yuga. 


Namun, perlu diketahui bahwa kegiatan yang dilaksanakan Himabisi KIP-K Unsoed bersifat tidak wajib. Sehingga timbul pertanyaan, bagaimana jadinya ketika mahasiswa yang sudah membayar IWA tidak ikut serta dalam kegiatan Himabisi KIP-K Unsoed. Yuga mengatakan bahwa hal tersebut kembali lagi pada individu mahasiswa. 


“Kita sudah memberikan ruang dan sudah mendorong melalui koordinator setiap fakultas, sehingga segala informasi dari Himabisi dapat tersalurkan, terlepas ikut atau tidak, diserahkan kembali ke anak-anaknya,” ujar Yuga. 


Terkait mekanisme penarikan IWA, Himabisi KIP-K Unsoed tidak memotong dana KIP-K. IWA dibayarkan menggunakan uang pribadi mahasiswa. 


“Kita tidak memotong dana yang didapatkan oleh teman-teman. Untuk mekanisme penarikannya, teman-teman bebas menggunakan uang pribadi atau uang yang lain,” ungkap Yuga.


Kebijakan IWA ini tentunya memiliki kendala, masih 10% mahasiswa penerima KIP-K yang belum membayar. Yuga mengatakan, terlepas mahasiswa yang belum membayar IWA, Himabisi KIP-K Unsoed tidak memberikan sanksi. 


“Himabisi tidak memberikan sanksi apa pun. Tetapi, komitmen kita untuk tetap adil dalam proses penarikan IWA dengan menghubungi anggota yang belum mengumpulkan IWA dengan rasa humanis,” ungkap Yuga. 


IWA yang sudah dibayarkan oleh 90% mahasiswa KIP-K Unsoed tahun 2023 menghasilkan dana sebesar  Rp50.016.000. Saldo Himabisi KIP-K Unsoed mencapai Rp103.399.972 sebelum adanya IWA, hal itu menimbulkan pertanyaan bagi beberapa pihak, apakah diadakannya IWA masih relevan? Yuga mengatakan bahwa dana yang dimiliki Himabisi KIP-K Unsoed bukan sekadar digunakan untuk pemberdayaan mahasiswa, tetapi sebagai bentuk tanggung jawab terhadap mahasiswa Himabisi KIP-K Unsoed. 


“Harus diketahui bahwa pemerintah ada periode habisnya, sedangkan status mahasiswa bidikmisi tetap ada. Ketika mereka tidak mendapatkan dana dari pemerintah lagi, otomatis kami (Himabisi KIP-K Unsoed) harus terus bertanggung jawab terhadap mahasiswa bidikmisi,” ujar Yuga. 


Sebagai bentuk pertanggungjawaban, Himabisi KIP-K Unsoed akan terus memberikan transparansi keuangan melalui akun instagram yang dimiliki dan terbuka atas semua kritik yang diberikan oleh seluruh mahasiswa Unsoed. 


“Akan ada transparansi setiap bulannya dan teman-teman bisa menyampaikan kritiknya terhadap kami. Kemudian, teman-teman bisa mengamati dan mencatat apa yang kami laksanakan pada tahun 2024—2025,” tutur Yuga. 


Reporter: Rizki Ramadhani, Mohammad Bintang, Hanna Christi, Anisa Nur 

Penulis: Roziana Nur Afiqoh 

Editor: Hanna Christi 



Posting Komentar untuk "Iuran Wajib Anggota Himabisi KIP-K Unsoed Dipertanyakan: Kejelasan Penggunaan Dana Disorot"