Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perjuangan Belum Kalah, Aliansi Soedirman Melawan Makin Melemah

Cahunsoedcom/Wadhhah Afifah

Purwokerto, Cahunsoedcom Pihak Rektorat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) mengundang mahasiswa Unsoed untuk melaksanakan audiensi dan sosialisasi pada Jumat (3/5) terkait Peraturan Rektor (PR) Nomor 9 Tahun 2024 yang berisi tentang biaya pendidikan yang menggantikan PR Nomor 6 Tahun 2024. Audiensi dan sosialisasi dilaksanakan di Ruang Pertemuan Gedung Rektorat Unsoed pada pukul 13.30—16.00 Waktu Indonesia Barat (WIB).


Sebagian mahasiswa menyayangkan undangan yang dikirim pihak rektorat. Undangan ini terbilang cukup eksklusif dan membatasi mahasiswa, karena undangan hanya ditujukan untuk perwakilan masing-masing fakultas dan dibatasi untuk 50 orang.


“Kalau ditulis di undangan maksimal 50 mahasiswa dan itu membatasi. Sejatinya kalau kita belajar demokrasi, tidak lagi berbicara keterwakilan dari lembaga macam-macam. Tapi, demokrasi secara luas mempelajari terkait hak-hak setiap individu untuk berbicara menyampaikan pendapat,” ujar Fadhil, perwakilan  mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsoed.


Terkait PR Nomor 9 Tahun 2024, Ahmad Sodiq selaku Rektor Unsoed menyampaikan dalam audiensi bersama mahasiswa, bahwasannya Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang ditetapkan untuk mahasiswa baru angkatan 2024 mengedepankan prinsip keadilan.


“Kami memastikan bahwa besaran UKT berkeadilan. Penentuan UKT calon mahasiswa baru ditentukan berdasarkan penghasilan orang tua atau wali dan jumlah tanggungan keluarga,” ujarnya.


Ahmad Sodiq juga menjelaskan terkait aspek keadilan, pihak kampus akan menerapkan subsidi silang yang mana bagi mahasiswa yang mendapatkan UKT golongan tujuh dan delapan akan membantu memenuhi biaya operasional mahasiswa kurang mampu yang mendapatkan golongan tiga sampai lima.


Mahasiswa yang hadir dalam audiensi merasa kecewa, karena tidak banyak terjadi audiensi dan hanya berlangsung forum sosialisasi kebijakan terbaru. Sedangkan, tuntutan mahasiswa untuk kembali ke PR Nomor 15 Tahun 2023 tidak dipenuhi dan revisi biaya pendidikan yang tertera dalam PR Nomor 9 Tahun 2024 masih tinggi.


“Forum ini bukan lagi menjadi forum untuk penolakan UKT tapi forum penjelasan saja. Ini menjadi forum sosialisasi dan tidak terjadi banyak audiensi di sana,” ungkap Fadhil.


Menyikapi forum yang berlangsung sepihak, Mahasiswa FISIP Unsoed melakukan pernyataan sikap dengan keluar dari forum. Hal ini diikuti oleh seluruh mahasiswa Unsoed karena merasa tuntutan mereka tidak didengar oleh pihak rektorat. 


“Kami tidak berada dalam gerakan kegagalan, maka dari itu kami memutuskan untuk keluar dari forum ini. Jika teman-teman tidak berada dalam gerakan kegagalan tersebut, maka ikut kami untuk keluar dari forum ini,” tutur Fadhil. 


Ihsan selaku Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsoed, menegaskan perlu adanya gerakan lanjutan dan penguatan dari masing-masing fakultas untuk komitmen dalam gerakan bersama.


“Pastinya kita tidak akan tinggal diam, kita akan terus melawan. Baik itu internal fakultas, lembaga, atau dirinya masing-masing untuk bisa komitmen terhadap gerakan kita,” tutur Ihsan. 


Reporter: Rifqi Murtado, Ardi Irianto, Intan Ayu, Puspita Ayu

Penulis: Septiyo Rizki

Editor: Hanna C


Posting Komentar untuk "Perjuangan Belum Kalah, Aliansi Soedirman Melawan Makin Melemah"