Demokrasi Menghitam, Pilkada Diwarnai Kolom Kosong
![]() |
Cahunsoedcom/Rakanna Bih |
Demokrasi Indonesia telah menempuh perjalanan panjang sejak reformasi, namun belakangan ini, muncul tantangan baru yang mengaburkan cita-cita dari sebuah kata demokrasi itu sendiri. Salah satu fenomena yang mewarnai situasi saat ini ialah menjamurnya kolom kosong dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Apakah fenomena kolom kosong mencerminkan krisis demokrasi? Melihat banyaknya wilayah yang hanya memiliki pasangan tunggal menandakan bahwa minimnya kontestasi politik. Pilkada yang seharusnya menjadi ajang kompetisi gagasan dan pilihan bagi rakyat, justru menyajikan satu pasangan calon yang menonjol di koalisi gemuknya, sehingga masyarakat hanya diberikan dua opsi: memilih pasangan tersebut atau kolom kosong. Fenomena ini bukan hanya membicarakan ke mana partisipasi politik, tetapi cerminan dari masalah sistematik yang lebih besar dalam demokrasi kita.
Tidak mencuatnya persaingan dapat diartikan sebagai kendala dalam mengakses proses politik, mulai dari pengaruh oligarki hingga biaya politik yang mahal. Akibat dari itu semua adalah demokrasi harus memasuki masa kritis dan rakyat kehilangan kesempatan dalam menentukan pemimpin yang berkompeten berdasarkan visi dan misi yang beragam.
Penurunan kualitas demokrasi yang ditandai maraknya kolom kosong di banyak wilayah memiliki dampak serius bagi masa depan politik Indonesia. Pertama, jika masyarakat terus menerus dihadapkan pada pilihan yang terbatas, maka kepercayaan terhadap institusi politik pun akan semakin menurun. Ketika pemilih merasa bahwa pilihan mereka tidak lagi berpengaruh atau tidak ada pilihan yang layak, apatisme politik akan meningkat, dan partisipasi dalam demokrasi akan menurun. Kedua, munculnya kolom kosong secara berkala dalam Pilkada dapat menimbulkan legitimasi para pemimpin terpilih diragukan dan bisa dipertanyakan.
Bagaimana untuk mengatasi masalah ini? Melihat dalam kacamata mahasiswa dan masyarakat sipil maka peran kita di sini sangatlah penting dalam mendorong proses demokratisasi yang lebih inklusif seperti dengan memasifkan media yang menjadi rangsangan untuk membuka mata masyarakat mengenai pentingnya partisipasi politik. Secara keseluruhan, demokrasi Indonesia sekarang ini sedang tidak baik-baik saja, apabila tidak segera dibenahi, maka berpotensi meningkatnya buta politik, melemahkan legitimasi pemimpin, dan mengganggu proses pemerintahan yang efektif pula. Upaya kita sebagai mahasiswa serta masyarakat dan seluruh elemen yang ada sangat diperlukan untuk memastikan bahwa demokrasi Indonesia tidak boleh padam dan terus menyala menerangi masyarakat.
Penulis: Rakanna Bih
Posting Komentar untuk "Demokrasi Menghitam, Pilkada Diwarnai Kolom Kosong "