Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mahasiswa FISIP dan Krisis Kesadaran Kebersihan Toilet Kampus

Cahunsoedcom/Lechya Najwa Huda

Kebersihan lingkungan merupakan tanggung jawab bersama yang berakar dari kesadaran individu. Di lingkungan civitas akademika, tanggung jawab ini seharusnya menjadi budaya yang melekat. Namun, di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman (FISIP Unsoed), kondisi toilet yang kotor, bau menyengat, tisu berserakan, serta genangan air di wastafel menunjukkan adanya penurunan kesadaran mahasiswa terhadap kebersihan.

Fenomena ini memunculkan pertanyaan penting, apakah mahasiswa FISIP telah melupakan tanggung jawabnya dalam menjaga lingkungan kampus? Padahal, toilet bukan hanya ruang fungsional, melainkan juga cerminan etika dan kepedulian warga kampus terhadap kesehatan dan kenyamanan bersama.

Kebersihan toilet tidak bisa dianggap sepele. Toilet yang tidak terjaga kebersihannya berisiko menjadi sumber penyebaran penyakit. Bagaimana mahasiswa dapat menginginkan fasilitas kampus yang nyaman jika perilaku sehari-hari mereka justru menjadi sumber ketidaknyamanan itu sendiri? Ironisnya, masih banyak mahasiswa yang memandang kebersihan toilet sebagai tugas sepihak petugas kebersihan. Padahal, perilaku sederhana seperti membuang tisu pada tempatnya, menyiram kloset setelah digunakan, dan tidak membiarkan wastafel tergenang merupakan bentuk partisipasi yang sangat penting.

Ketidaksadaran ini bahkan mengarah pada budaya permisif, “toh nanti ada yang membersihkan.” Sikap ini jelas mencerminkan rendahnya tanggung jawab sosial serta merusak citra mahasiswa sebagai agen perubahan yang seharusnya menjadi teladan dalam hal kedisiplinan dan kepedulian terhadap lingkungan.

Oleh karena itu, permasalahan kebersihan toilet di FISIP Unsoed harus disikapi secara serius. Tidak cukup hanya mengandalkan petugas kebersihan, tetapi dibutuhkan kontribusi nyata dari mahasiswa sebagai pengguna utama fasilitas tersebut. Edukasi, kampanye kebersihan, hingga pengawasan terhadap kebersihan dapat menjadi alternatif solusi.

Menjaga kebersihan toilet bukan hanya soal estetika, tetapi juga soal etika. Jika mahasiswa tidak mampu memelihara ruang terkecil dalam lingkup kampus, bagaimana mungkin mereka diharapkan mampu membawa perubahan dalam masyarakat yang lebih luas?


Penulis: Keysa Jihan Rofi Nabila

Posting Komentar untuk "Mahasiswa FISIP dan Krisis Kesadaran Kebersihan Toilet Kampus"